Cedera parah dan kematian sering disebabkan oleh dampak langsung atau karena dekat dari gas air mata amunisi yang menyebabkan cedera kepala dan mata yang parah dan luka bakar.
Berdasarkan beberapa dampak negatif dari gas air mata, mungkinkah penggunaan bahan kimia iritasi, bersama dengan senjata pengendalian massa lainnya, harus dibatasi?Â
Bagi penulis penggunaan bahan kimia iritasi sebagai senjata pengendalian massa harus dipertimbangkan kembali dalam konteks yang lebih luas dari hak asasi manusia dan keamanan.
Referensi:
Brown, J. L., Lyons, C. E., Toddes, C., Monko, T., & Tyshynsky, R. (2021). Reevaluating tear gas toxicity and safety. Inhalation Toxicology, 33(6--8), 205--220.
Haar, R. J., Iacopino, V., Ranadive, N., Weiser, S. D., & Dandu, M. (2017). Health impacts of chemical irritants used for crowd control. BMC Public Health, 17(1),
Rothenberg, C., Achanta, S., Svendsen, E. R., & Jordt, S. E. (2016). Tear gas: an epidemiological and mechanistic reassessment.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H