Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Marah Jika Ada Siswa Asrama yang "Ribut" Saat Jam Belajar

16 September 2022   15:31 Diperbarui: 16 September 2022   16:06 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa asrama sedang belajar (Dokumen Pribadi)

Salah satu keuntungan memasukan anak ke asrama adalah adanya tata aturan hidup berasrama yang dapat membentuk anak menjadi pribadi yang disiplin. Disiplin belajar adalah salah satu contoh hal yang diterapkan di sebuah asrama. Pada jam belajar biasanya semua siswa diwajibkan menggunakan waktu tersebut dengan baik untuk memperdalam pengetahuan mereka. 

Agar menciptakan suasana belajar yang kondusif dan tidak mengganggu orang lain, maka hal yang sangat dibutukan adalah menjaga ketenangan (silentintium).

Itulah yang biasanya terjadi. Siswa wajib menjaga keheningan saat belajar. Namun ketika menjadi pembina di asrama, pada suatu kesempatan saya pernah mengalami sebuah peristiwa yang membuat saya berpikir ulang tentang kebiasaan ini. 

Pada jam belajar, semua siswa diwajibkan berada di ruang kelas dan tetap menjaga keheningan. Namun dari kejauhan saya mendengar ada suara ribut, seperti orang yang sedang bercakap-cakap. Karena merasa suara itu tidak seharusnya ada pada saat jam belajar, maka saya coba mendekat ke arah asal suara itu. Ternyata saya mendapatkan dua anak asrama yang sedang berdiskusi.

Rencananya saya ingin menegur mereka karena mereka telah melanggar aturan disiplin jam belajar, yakni mereka tidak menjaga keheningan dan tidak berada di ruang belajar bersama teman lainnya. Belum sempat saya menyampaikan teguran, seorang anak menyapa saya dan menjelaskan tentang apa yang menjadi alasan mereka tidak bergabung bersama teman lain di ruang kelas. 

"Beberapa hari lagi kami akan mengikuti ujian. Kebetulan kami berdua punya cara belajar yang sedikit berbeda dengan teman lain. Kami tidak bisa belajar kalau hanya dengan duduk diam membaca. Jika kami tanya-jawab seperti ini, kami akan lebih muda memahami apa yang kami pelajari", jelas salah seorang dari antara mereka.

Pengalaman ini kemudian mengingatkan saya pada sebuah teori pembelajaran dikenal dengan The learning cell.  Salah satu bentuk pembelajaran aktif ini dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne. 

Teknik pembejaran The Learning Cell merupakan bentuk belajar kooperatif di mana siswa saling berpasangan, ada yang bertanya dan ada yang menjawab pertanyaan secara bergantian untuk mendalami sebuah materi pembelajaran. Teknik ini telah terbukti bahwa beberapa siswa dengan tipe belajar seperti ini dapat terbantu untuk lebih mudah memahami suatu materi yang dipelajari.

Pengalaman kejadian di asrama seperti yang disharingkan pada awal tulisan ini, dapat memberikan masukan bagi para pengelola asrama untuk juga mempertimbangkan tipe atau cara belajar setiap siswa. 

Memang kita tidak mungkin mengikuti semua cara belajar dari masing-masing anak, namun cara belajar siswa melalui diskusi seperti ini hendaknya difasilitasi. Jalan tengahnya adalah memberikan ruangan khusus bagi mereka yang belajar harus dengan cara berdiskusi, untuk memisahkan dengan mereka membutuhkan keheningan dalam belajar.

Selain itu, teknik pembelajaran The learning cell juga dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Goldschmid, mengemukakan beberapa langkah teknis dalam menerapkan teknik Pembelajaran The Learning Cell, yakni sebagai berikut:

1. Tahap persiapan:

  • Pertama-tama guru perlu menjelaskan secara singkat tentang teknik pembelajaran the learning cell dan teknis pelaksanaannya
  • Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yakni berpasangan
  • Guru menentukan siswa yang akan berperan sebagai penanya dan siswa yang berperan untuk menjelaskan pertanyaan (tutor)
  • Siswa diminta untuk mempelajari suatu materi misalnya di buku, internet atau bahan bacaan lainnya

2. Tahap kegiatan:

  • Siswa berkumpul secara berpasang-pasangan seperti yang telah ditentukan sebelumnya
  • Siswa tutor menjelaskan tentang materi yang telah dia pelajari sebelumnya dari berbagai sumber
  • Siswa yang lainnya mendengarkan penjelasan, kemudian jika ada hal-hal yang kurang dipahami dapat ditanyakan kembali kepada tutor
  • Apabila tutor mengalami kesulitan, maka guru memberikan petunjuk atau bimbingan
  • Jika sudah selesai, guru mengajak untuk berganti peran antara turor dan penanya

3. Tahap setelah kegiatan:

  • Guru memberikan penegasan atau kesimpulan dari materi yang dipelajari

Teknik pembelajaran The Learning Cell adalah salah satu bentuk pembelajaran efektif yang bisa dikembangkan di sekolah asrama maupun di semua satuan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun