Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rencana Pengembangan Sekolah Berdasarkan Konsep Asesmen Kebutuhan

6 September 2022   21:57 Diperbarui: 6 September 2022   22:07 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat kegiatan dapat berjalan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hamzah B. Uno, 2007). Maka perencanaan untuk mengembangkan sekolah sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Alasannya adalah:

a. Perencanaan dibuat untuk mempersiapkan pemecahan masalah menjadi lebih baik, baik masalah yang nampak (foreseen), maupun masalah yang tidak nampak (unforeseen). Dari sebuah perencanaan dapat diketahui bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mengembangkan sebuah sekolah.

b. Perencanaan dibuat untuk mengadaptasi inofasi baru, pemecahan konflik, meningkatkan kualitas untuk mencapai hasil yang diinginkan.

c. Perencanaan juga dapat memberi fasilitas pada kapabilitas pemecahan masalah. Dengan adanya perencanaan yang matang, dapat membuka kesempatan yang signifikan untuk pengembangan dan pertumbuhannya.

Dalam teori assesmen kebutuhan untuk membuat perencanaan, terlebih dahulu harus dilakukan (diidentifikasi) kebutuhan yang sangat penting (mendesak), agar prioritas perbaikan sekolah tersebutu secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

Proses untuk menyusun rencana menurut pendapat ahli assesmen

De Roche (1985) memaparkan siklus proses perencanaan pada sekolah yang dapat dilihat pada gambar berikut:

 

Siklus Proses Perencanaan di Sekolah (Modifikasi penulis dari De Roche)
Siklus Proses Perencanaan di Sekolah (Modifikasi penulis dari De Roche)

Langkah telaah atau audit (review or audit) merupakan bagian dari asesmen untuk mengetahui kebutuhan yang dapat diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang ada dan apa yang diharapkan. Sementara itu, perumusan dan perumusan kembali tujuan umum sekolah (definition or redefinition of whole school aims) diperlukan untuk mengkaji ulang tujuan sekolah, berdasarkan hasil telaah atau audit. Penyusunan rencana pengembangan sekolah (establishment of school development plan) adalah langkah selanjutnya yang diikuti dengan proses anggaran (budgetary process) atau proses untuk menentukan seberapa besar pengeluaran yang dibutuhkan.

Apabila langkah-langkah tersebut sudah dilakukan, maka implementasi rencana (implementation of plan) dapat dijalankan. Pada akhirnya, monitoring, evaluasi dan pelaporan (monitoring evaluation and reporting) merupakan langkah yang tidak boleh dilupakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program.            

Cara menyusun perencanaan menurut teori Cunningham

 Cunningham (1982) mengembangkan proses perencanaan dengan mengajukan delapan pertanyaan kunci; "di mana kita berada? Apa yang ingin kita tuju? Sumber daya apa saja yang kita butuhkan untuk mencapai tujan? Kapan rencana itu dilaksanakan? Siapa yang bertanggung jawab? Dampak apa yang terjadi terhadap sumber daya manusia? Dan apa yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan?" Untuk menjawab pertanyaan ini, Cunningham memberikan contoh proses perencanaan pada sebuah sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun