Salah satu hal yang menjadi sorotan penulis ketika membaca dan menyaksikan beberapa liputan media yang memuat berita tentang kasus kematian Brigadir J, adalah tanggapan dan harapan orangtua atau keluarga korban.
Pihak keluarga tentu merasa terpukul atas kehilangan salah satu putra terbaik mereka. Keluarga yang melapor kasus ini ke Baraskrim Polri, namun mereka tetap menyerahkan kasus ini diusut tuntas sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Beberapa kali ditemua awak media, bapak Samuel Hutabarat selalu dengan tenang mengatakan bahwa semuanya diserahkan kepada pihak yang berwenang. Dalam setiap kali wawancara, bapak Samuel selalu menyampaikan ucapan terima kasih kepada presiden dan polri yang secara positif telah menanggapi permintaan pihak keluarga untuk mengusut tuntas kasus ini.
Tidak pernah ada satu kata kutukan pun yang keluar dari pernyataan bapak Samuel terhadap para pelaku yang membunuh anak kandungnya. Yang ada hanyalah tuntutan keadilan dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang untuk  menangani kasus ini secara jujur dan transparan.
Harapan bagi Publik dan Para Penegak HukumÂ
Antusiasme masyarakat untuk mengikuti perkembangan berita tentang kasus Brigadir J, perlu diapresiasi. Sebagai warga negara yang mengharapkan adanya penegakan hukum yang adil, masyarakat perlu mengawal kasus ini hingga selesai.
Satu lagi hal yang kini tentunya dinanti-nantikan publik adalah apa motif pembunuhan Brigadir J. Dalam proses pengusutan kasus ini, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan juga bijak dalam memilah-milah berita dari berbagai media.
Di lain pihak, para penegak hukum tetap diberikan titipan pesan, supaya menuntaskan kasus ini dengan tetap mengabdi pada kebenaran. Mengabdi pada kebenaran berarti melakukan sesuatu dengan jujur tanpa iming-iming kepentingan. Hindari sikap kompromi terhadap kesalahan, karena sikap kompromi akan menelurkan ketidakjujuran, malapetaka dan ketidakmampuan individu untuk mengabdikan diri pada kebenaran. Keadilan, kejujuran mesti ditegakan sehingga tidak mendegradasi kualitas hukum di negara kita.
Proses hukum ini masih tetap berlanjut untuk mengetahui apa motif terjadinya pembunuhan ini. Kita pun belum tahu pasti siapa yang benar dan salah di hadapan hukum. Namun dari kasus ini, satu hal utama yang menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa kebenaran tidak akan pernah mati (Veritas Numquam Perit).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H