Â
Upaya untuk meningkatkan kualitas dalam bidang pendidikan sangat penting, karena kemajuan sebuah peradaban bangsa sangat tergantung pula pada kualitas pendidikan masyarakatnya.
Agar tercapainya kualitas pendidikan yang baik, tentu juga membutuhkan manajemen stategi yang baik pula. Di sinilah pentingnya Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management (TQM) yang hadir sebagai sebuah pendekatan srategis dan sistematis demi peningkatan kualitas. Â
Dengan adanya MMT kualitas pendidikan akan sesuai dengan standar kualitas seperti yang diharapkan oleh masyarakat yang dilayani. Kesesuaian dengan harapan masyarakat menjadi penting, karena hal inilah yang menjadi salah satu prinsip dari MMT, dimana peningkatan kualitas dimaksudkan pertama-tama adalah demi kepentingan pelanggal atau dalam hal ini adalah masyarakat.
Secara praktis di satuan pendidikan atau sekolah, tujuan akhir dari MMT adalah untuk meningkatkan kualiatas siswa yakni dengan menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang baik dalam segala aspek. Jadi MMT bukan pertama-tama untuk keberhasilan atau keuntungan sebuah lembaga pendidikan itu sendiri, melainkan untuk siswa (pelanggan).
Dalam perkembangannya, konsep MMT sebenarnya tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sebuah lembaga pendidikan untuk lebih baik lagi dari waktu sebelumnya, tetapi juga menjadi sebuah srategi bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mempertahankan kualitas yang telah dicapai sebelumnya.Â
MMT bisa dipahami sebagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan. Mutu yang rendah ditingkatkan, mutu yang sudah baik dipertahankan dan perlu ditingkatkan atau disempurnakan.
Mengingat pentingnya fungsi atau tujuan ini maka MMT ini sangat penting dalam bidang pendidikan. Walaupun demikian, dalam kenyataannya pasti memiliki banyak kendala dalam pengimplementasiannya.Â
Maka pertama-tama perlu ada kesadaran dari masing-masing pihak, terutama pada pihak pelaksana peningkatan mutu itu sendiri, serta menjadikan mutu sebagai sebuah budaya.
Sumbangsi Pemikiran Para Ahli Total Quality Managemen (TQM) Â
a. DemingÂ
Jasuri (2014) mengemukakan bahwa dalam konsep TQM Deming, ada empat elemen yang saling berkaitan dalam upaya peningkatan kualitas. Keempat elemen itu dikelan dengan istilah PDCA, yakni perencanaan perbaikan (P), pelaksanaan perencanaan (D), pemeriksaan hasil (C) dan tindakan penyesuaian (A).
- Rencana perbaikan (P); disusun secara sisitematis dan disertai dengan tujuan akhir yang akan dicapai. Disusun sesuai dengan prinsip 5 W 1 H.
- Pelaksanaan (D); setelah perencanaan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam proses pelaksanaan tetap diupayakan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan
- Mencek hasil yang sudah dicapai (C); setelah pelaksanaan, kita akan mencek kembali apakah sesuai dengan apa yang sudah disusun atau dirancang pada saat awal yakni pada saat perencanaan. Hal ini untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan hasil yang dicapai.
- Tindakan penyesuaian (A); setelah pengecekan pasti akan ditemukan adanya kesesuaian maupun tidak kesesuaian antara perencanaan dan hasil perencanaan. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian maka akan dijadikan tindakan penyesuaian yankni dengan membuat perencanaan baru untuk perbaikan di masa yang akan datang.
b. Juran
Juran mengemukakan tiga elemen pokok yang dikenal dengan Trilogi Juran. Adapun tiga elemen pokok Juran sebagaimana dikutip Ismail (2016) dapat dijelaskan sebagai berikut:Â
Pertama: Perencanaan Kualitas (Quality Planning/QP). QP merupakan suatu proses dari manajemen strategik untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan bagaimana karakteristik mereka. Maka produk yang dihasilkan tepat sasaran dengan apa yang dibutuhkan. Dengan demikian semua pelanggan akan mendapatkan kepuasan. Maka setiap satuan pendidikan hendaknya juga memiliki prinsip ini. Pendidikan harus menghasilkan output yang dibutuhkan dalam masyarakat, baik itu untuk karir maupun pembentukan karakter yang berguna dalam kehidupan di tengah masyarakat.
Kedua:Â Pengendalian Kualitas (Quality Control/QC). QC merupakan suatu proses pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara sungguh-sungguh terhadap sebuah produk dan dibandingkan dengan persyaratan utama yang diinginkan oleh para pelanggan. Hal ini dimaksudkan sebagai alat kontrol atau pengendali kualitas, agar ada kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Jika tidak sesuai dengan perencanaan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya, maka akan dicari akar permasalahan serta solusi untuk peningkatan kualitas yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Ketiga:Â Perbaikan Kualitas (Quality Improvement/QI). QI merupakan suatu proses manajemen untuk mempertahankan bahkan meningkatkan mekanisme yang sudah baik, agar kualitas dapat dicapai secara terus menerus. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan alokasi sumber daya, menugaskan personil untuk melaksanakan proyek mutu, memberikan pelatihan bagi para karyawan dan menetapkan strategi yang permanen untuk mempertahankan kualitas yang telah dicapai sebelumnya dan mengejar kualitas yang belum sempurna.
c. Crosby
Crosby dalam Sallis (2012) menjelaskan ada empat belas langkah yang digunakan untuk penjaminan mutu, yaitu:
- Komitmen manajemen; mutu dapat dicapai kalau ada komitmen manajemen yang baik
- Membentuk tim; Untuk meningkatkan mutu kita bisa bekerja sendirian tetapi membutuhkan kerja sama dari sebuah tim dengan berbagai tugas dan keahliannya.
- Mengukur mutu; digunakan untuk mengukur ketidaksesuaian yang saat ini atau yang akan muncul, dengan cara evaluasi dan perbaikan
- Mengukur biaya mutu; mengidentifikasi keseluruhan biaya mutu.
- Membangun kesadaran akan pentingnya mutu; merupakan langkah untuk membangun kesadaran akan peningnya mutu atau membudayakan mutu.
- Kegiatan Perbaikan; adalah langkah untuk memperbaiki hal yang belum optimal demi kualitas yang lebih baik
- Perencanaan tanpa kesalahan; langkah untuk menghindari satu kesalahan apapun demi tercapainya mutu yang sempurna.
- Pelatihan staf; demi perbaikan atau peningkatan mutu harus sering mengikuti pelatihan.
- Menyelenggarakan hari hanpa cacat; merupakan kegiatan untuk membangun kesadaran agar semua karyawan tidak melakukan kesalahan sekecil apapun.
- Menyusun tujuan; harus ada tujuan supaya bisa menentukan stategi yang ingin dicapai.
- Penghapusan penyebab sebuah kesalahan; sebuah usaha agar tidak ada kesalahan yang dibuat
- Penghargaan; harus ada penghargaan atas sebuah prestasi yang diperoleh sebagai senbuah motivasi.
- Membentuk dewan-dewan mutu; untuk tugas pengawasan
- Lakukan lagi; sebuah usaha terus menerus untuk memperoleh kualitas yang lebih baik.
Semoga konsep pemikiran dari para ahli TQM ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagai kita dalam mengembangkan mutu. Sejatinya konsep pemikiran mereka dikembangkan dari dunia bisnis yang kemudian diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Maka konsep pemikiran ini bisa diadopsi oleh lingkup organisasi atau bidang apapun yang ingin meningkatkan kualitas organisasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H