Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hal yang Perlu Diketahui Orangtua Sebelum Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak

15 Juni 2022   21:59 Diperbarui: 16 Juni 2022   07:30 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman lampau, pendidikan seksualitas dianggap sebagai sesuatu yang tabuh atau haram, namun pada zaman ini pendidikan seksualitas justru merupakan suatu keharusan. Sejak dini anak-anak harus mendapatkan pendidikan seksualitas karena sangat berguna bagi hidupnya di masa mendatang. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa anak yang kemudian mengalami penyimpangan seksual atau menjadi korban pelecehan seksual, salah satu faktor penyebabnya karena mereka kurang mendapatkan pendidikan seksual.

Pendidikan seksual pada anak, tidak bisa terlepas dari peran orangtua sebagai pendidik utama dalam keluarga. Sejak anak masih kecil, lalu memasuki usia remaja dan beranjak dewasa, mereka harus dibekali dengan pendidikan seksual yang cukup. Untuk itu orangtua perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai masa pertumbuhan psikoseksual anak, dan kebutuhan dasar yang dimiliki, sehingga pada nantinya bisa memberikan pendidikan seksual yang baik dan benar terhadap anak. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui orangtua tentang perkembangan psikoseksual anak.

Tahap-Tahap Perkembangan Psikoseksual
Usia 0-6 Tahun:  Fase-fase yang dialami adalah:
Fase Oral, Pengalaman nikmat dimana mulut merupakan pintu masuk bagi makanan. Dari  pengalaman nikmat ini seorang anak diajarkan tentang kegigihan dalam memeperjuangkan sesuatu, keuletan dan ketekunan, termasuk juga sifat merusak. Contoh: Bayi memperoleh kenikmatan pertama saat menghisap ASI dan dapat merupakan suatu konflik jika harus berpisah dari ibunya (disapih), bayi bisa cemas, frustrasi. Menggigit  sebagai suatu  bentuk perilaku merusak, dimana merupakan upaya merasakan kenikmatan selama tumbuhnya gigi. Memuntahkan sesuatu merupakan tanda penolakan.

Fase Anal, Anus memberikan kenikmatan lewat pelepasan kotoran, seseorang akan merasa lega. Pada  usia ini latihan kebersihan (toilet training) merupakan pengalaman penting bagi anak. Buang air besar, kebersihan, kontrol dan tanggung jawab  yang dilatih ikut menentukan corak kepribadian dan perkembangan anak selanjutnya.

Fase Genital, Anak menemukan bahwa menggosok-gosok dan memainkan organ-organ (alat kelamin) menimbulkan kenikmatan sensual. Masa pertumbuan tatkala benak  anak dipenuhi dengan pikiran tentang organ-organ seks disebut tahap falik. Sebelum tahap falik ini muncul, munculah suatu keadaan yang disebut dengan  kompleks oedipus  (untuk anak laki-laki) dan kompleks elektra (untuk anak perempuan).

Ketiga fase oral, anal dan falik ini  merupakan masa pra-genital, dimana naluri seksual selama masa ini belum diarahkan untuk kegiatan reproduksi. Melewati masa Latent, naluri seksual mulai berkembang untuk tujuan biologis, yakni reproduksi. Remaja mulai tertarik pada lawan jenisnya.

Ilustrasi (Foto: Kompas.com)
Ilustrasi (Foto: Kompas.com)

Usia  7- 12 Tahun:  Fase Latent  (usia tersembunyi / tidak tampak)

Usia 13 Tahun Ke Atas: Fase Genital II
Perkembangan seksual remaja, mencerminkan awal fase seksual dewasa. Implikasi baru dari hubungan personal, dimana bergaul dengan teman lawan jenis, kini memiliki arti yang berbeda. Tumbuhnya perasaan-perasaan tertentu (cinta, rindu cemburu, ingin memiliki, dll).  Hal ini adalah wajar dan normal. Pemenuhan kebutuhan  dasar  akan kasih dan penghargaan dengan acara bersosialisasi/bergaul  ada juga yang memenuhi dengan pacaran. Bentuk-bentuk pergaulan yang mungkin dijalani dari dating (kencan)  sampai dengan going steady commitment. Sebaiknya bentuk pergaulan ini dijalani remaja secara bertahap (tidak akselerasi/terlalu cepat).

Kebutuhan Dasar Akan Kasih Sejati Antara Pria Dan Wanita
Kebutuhan dasar akan kasih sejati antara pria dan wanita antara lain:

  • Saling menghargai dan menerima
  • Saling mendukung dan meneguhkan
  • Saling membantu sebagai teman hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun