Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hal yang Perlu Diketahui Orangtua Sebelum Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak

15 Juni 2022   21:59 Diperbarui: 16 Juni 2022   07:30 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar ini, maka  perlu dipahami dan dijalani tugas-tugas perkembangan remaja, antara lain:

  • mandiri, penuh tanggung jawab dan mampu mengatur dirinya sendiri.
  • mandiri untuk penghidupan, cari nafkah sendiri baik pria maupun wanita, khususnya wanita tidak tergantung pada pria  serta apabila terjadi situasi kondisi terpaksa mandiri.
  • mandiri untuk perkawinan dan keluarga perlu persiapan pribadi (proses  dan  dasar pertimbangan  memilih pasangan hidup).

Mekanisme libido/dorongan seksual
           Gejolak perasan/dorongan dalam diri seseorang perlu penyaluran dan pengendalian. Penyaluran dorongan  seks yang tidak tepat akan berdampak merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu penyaluran dorongan ini, perlu dilakukan tindakan tranformasi/ pengalihan energi  secara positif atau dengan kata lain dorongan seksual harus bisa dikendalikan.
           Orangtua perlu mengarahkan anak-anak supaya dapat bersosialisasi seluas mungkin (dalam rangka mengenal pribadi manusia baik sejenis maupun lawan jenis), menyalurkan hobby secara sehat akan mendukung dalam pengembangan diri demi kehidupan yang akan datang lebih baik. Jika penyaluran dan pengendalian diri tidak tercapai, maka seseorang akan diperbudak oleh nafsu dan dorongan seks yang tidak sehat.
           Gejolak perasaan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan  secara sadar/ tidak sadar akan memperlakukan orang lain secara tidak benar. Dimana gejolak dan dorongan  tersebut dapat berakibat menguasai orang lain (eksploitasi seks) yang bisa diartikan disini bukan cinta yang sejati tetapi lebih mengarah pada pemenuhan cinta diri (egois). Pada umunya tindakan eksploitasi seks apapun motivasinya, yang jadi korban adalah kaum perempuan.  

Arahan Orangtua bagi anak
           Orangtua perlu mengarahkan anak-anak agar bisa mengendalikan diri dan menunjukkan perilaku yang positif antara lain sebagai berikut:

  • Hormat pada martabat sebagai pribadi pria maupun sebagai pribadi wanita.
  • Berpikir ke depan, bahwa seks bukan untuk main-main, seks merupakan anugerah Tuhan yang ditujuknan untuk hal-hal positif (misalnya demi kelangsungan hidup manusia di bumi, untuk saling melengkapi sebagai pribadi pria dan sebagai wanita dalam memenuhi panggilan hidup berkeluarga).
  • Mengarahakan anak-anak supaya berani berprinsip dalam hidupnya NO HUS (No Hubungan Seks), selama masih bersatatus sebagi remaja dan belum berkeluarga.
  • Mengajak mereka untuk berani berkata TIDAK, jika tergoda/diajak untuk melakukan seks pra nikah, apapun  alasan/ motivasinya
  • Mengajak anak yang sudah mulai menginjak masa remaja untuk melakukan aktivitas yang positif misalnya penyaluran hobby dan ketrampilan, sosialisasi sebanyak mungkin untuk mengenal berbagai macam  pribadi manusia baik laki-laki ataupun perempuan. Pengalihan/transformasi energi dan dorongan seks anda  dengan sehat menguntungkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua sebelum memberikan pendidikan seksualitas kepada anak. Harapannya agar orangtua bisa terlebih dahulu mengenali tahap perkembangan psikoseksual anak, kebutuhan dasar apa yang mereka perlukan dan apa yang perlu orangtua arahkan untuk membangun sikap postitif dalam diri anak. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun