Karena itu SALAM tidak hanya berfokus pada aspek pengembangan aspek akademik untuk mengasah pengetahuan secara teoretis, melainkan juga pendidikan karakter humanis.
Lingkungan sebagai laboratorium
SALAM mempunyai keyakinan bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik, siswa tidak hanya terpaku pada ruang kelas, sambil mendengarkan pengajaran dari para guru.Â
Proses belajar perlu diperluas dan secara holistik dengan tidak melupakan peran orang tua murid dan lingkungan setempat. Karena itu, selain para siswa mendapat pendidikan teori di dalam kelas juga di luar kelas. Bahkan sebagian besar waktu mereka digunakan untuk pengembangan bakat.Â
SALAM berupaya menciptakan ruang bagi siswa, serta semua anggota komunitas untuk leluasa melakukan eksperimen, eksplorasi dan mengekspresikan berbagai temuan pengetahuan dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya sebagai media belajar.
Nilai bukan sekedar angka
Jika di sekolah formal, evaluasi belajar dilakukan melalui ulangan atau ujian, SALAM mempunyai cara yang unik. Pada akhir semester, hasil riset dipresentasikan dalam berbagai bentuk seperti pameran atau pertunjukan.Â
Penilain siswa tidak dengan menggunakan angka. Semua laporan berbentuk naratif dan menyoroti perkembangan siswa. Siswa tidak dinilai berdasarkan kecakapan yang dimiliki pada sebuah topik tertentu.Â
Dengan cara demikian, diharapkan agar siswa tidak merasa rendah diri jika nilainya rendah, dan terhindar dari sifat kompetitif dengan teman lainnya.
SALAM adalah sebuah sekolah biasa, tetapi manajemen strateginya tidak biasa-biasa saja. Boleh dikatakan bahwa SALAM sudah menerapkan konsep "Merdeka Belajar" yang menarik dan inspiratif, karena:
Pertama;Â Anak-anak belajar sesuai dengan kebutuhan. Mereka belajar dengan "merdeka" tanpa dibebani banyak pelajaran seperti pada sekolah-sekolah umum lainnya.
Kedua;Â Anak tidak menjadi konsumtif karena tidak hanya mendengarkan transfer ilmu dari guru. Anak dilatih untuk produktif, di mana ia diarahkan untuk memiliki pengalaman pribadi untuk menemukan ilmu baru.