Mahasiswa dalam bimbingan tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi) sering menjadi "korban" karena tidak dibimbing dengan baik. Di telpon tidak diangkat, di-chat tidak dibalas, didatangi tidak bertemu.
Alasan klasiknya adalah "sibuk". Kata "pembimbing" menjadi kurang berarti.
Koreksi seadanya, namun akan banyak direvisi menjelang ujian, karena akan hadir pula dosen lain sebagai penguji yang bisa mencoreng mukanya karena tidak membimbing mahasiswanya dengan baik.
Masa studi mahasiswa seringkali molor, salah satu faktornya juga adalah pengaruh dosen pembimbing yang "sibuk".
Dosen pembimbing kadang menentukan apa yang seharusnya ditulis oleh mahasiswa dalam tugas akhir
Teman harus sesuai dengan bidang keahlian yang sedang digeluti dosen. Tentu merupakan sesuatu yang sangat positif jika hal itu dimaksudkan agar dosen dapat membimbing dengan baik karena telah menguasai bidang tersebut.
Namun menjadi negatif jika motivasinya adalah hanya untuk mendukung pengembangan bidang keahlian dosen tersebut.
Mahasiswa seakan belum merdeka dalam menentukan apa yang diteliti sesuai dengan minatnya.
Hal ini akan menjadi lebih sulit lagi jika mahasiswa memiliki lebih dari satu atau dua pembimbing yang memiliki minat penelitian yang berbeda-beda.
Jika kita ingin sukses dengan Program Kampus Merdeka, maka kita pun perlu terlebih dahulu harus merdeka dari hal-hal yang menghambat adanya kemerdekaan dalam pembelajaran.