Kepemimpinan transformasional berfokus pada peningkatan partisipasi karyawan dalam tujuan organisasi (Bass, 1985), yang umumnya melibatkan motivasi inspirasional, pengaruh ideal, pertimbangan individu, dan stimulasi intelektual (Bass & Avolio, 1990b). Karyawan yang bekerja di bawah kepemimpinan transformasional dimotivasi oleh pemimpin mereka, dan kinerja mereka melebihi harapan mereka (Yukl, 1989).Â
Beberapa literatur menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memainkan peran penting dalam memotivasi karyawan untuk terlibat dalam pekerjaan mereka (misalnya, Lai et al., 2020; Tims et al., 2011). Saks dan Gruman (2014) mengusulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional menjadi sumber penting untuk membangun partisipasi aktif atau keterlibatan karyawan. Hal ini sesuai dengan studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa karyawan akan terlibat dalam pekerjaan mereka ketika kebutuhan individual mereka dipertimbangkan oleh para pemimpin mereka (misalnya, Harter et al., 2002; Sheikh et al., 2019).
Hal yang Bisa Dilakukan oleh Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Transformasional
Dengan kepemimpinan transformasional, para pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat terhadap pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari yang semula mereka harapkan. Oleh karena itu, beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengubah dan memotivasi pengikut (guru dan karyawan), antara lain:
- Membuat pengikut  (guru dan karyawan) lebih sadar akan pentingnya hasil tugas,
- Mendorong pengikut untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri demi organisasi atau tim,
- Mengaktifkan kebutuhan tingkat tinggi guru dan karyawan.
- Memimpin dengan penuh keyakinan dan kepercayaan pada pengikut
- Memunculkan ide dan pendapat dari anggota kelompok dan mengadopsinya secara efektif.
- Memotivasi staf melalui partisipasi kelompok dalam menetapkan tujuan, metode, dan menilai prestasi kerja.
- Berkomunikasi dengan bawahan secara timbal balik (naik-turun)
- Berinteraksi dengan bawahan baik secara individu maupun kelompok secara luas,
- Mengembangkan hubungan terbuka, bersikap kooperatif dan saling percaya.
- Mengajak seluruh anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dan menggunakan informasi yang akurat sebagai masukan dalam proses tersebut.
- Melibatkan semua bawahan secara intens dalam penetapan tujuan.
- Mengontrol dan mereview kemajuan pekerjaan dengan melibatkan seluruh unit dan anggota kelompok.
Seorang kepala sekolah yang memakai gaya kepemimpinan transformasional berupaya memelihara pengembangan individu dalam organisasi melalui mendengarkan, empati, dan kesadaran untuk mengembangkan pengikut yang berpikir secara etis dan membina hubungan interpersonal yang baik. Semoga gaya kepemimpinan ini dapat membantu tercapainya transformasi pendidikan.
Daftar Rujukan:
Brinia, Vasiliki; Zimianiti, Lina; P, Konstantinos, The role of the principal's emotional intelligence in primary education leadership. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1741143213513183
Faahnak, Lauren R, et.all. The Influence of Transformational Leadership and Leader Attitudes on Subordinate Attitudes and Implementation Success. https://doi.org/10.1177/1548051818824529
Hoy W and Miskel C (2008) Educational Administration Theory, Research, and Practice. New York: McGraw Hill
Richardson, JW & Watts, DS, Are Changing School Needs Reflected in Principal Job Ads? https://doi.org/10.1177/0192636516656797
Gary Yukl. 2013. Leadership in Organizations. Boston: Pearson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H