Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wawancara Imajiner bersama Si Binatang Jalang

28 April 2022   07:13 Diperbarui: 3 September 2022   08:09 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 28 April diperingati hari puisi nasional. Diketahui dari ensiklopedi sastra Indonesia Kemendikbud, ditetapkannya tanggal 28 April sebagai hari puisi nasional ini bertepatan dengan wafatnya Chairil Anwar, sang penyair terkenal yang meninggal pada 28 April 1949. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa hari puisi nasional tidak bisa terlepas dari sosok Chairil Anwar. Lalu kapan tanggal lahir dari Chairil Anwar. Beliau lahir pada tanggal 22 Juli 1922. Itu berarti bahwa tahun ini genap 100 tahun Chairil Anwar. 

Berkenaan dengan itu melalui tulisan sederhana ini, akan diulas mengenai siapa dan bagaimana "Si binatang jalang" dalam kesusatraan nasional. Ulasan ini saya tulis dengan model wawancara imajiner, di mana penulis seolah-olah sedang bertemu dan mewawancarai Chairil Anwar, walau hanya dalam imajinasi. Berikut liputan wawancara imajiner antara penulis dengan sang maestro sastrawan moderen ini.

Aku : Senang sekali hari ini saya bisa berjumpa dengan sang maestro puisi Indonesia. Perkenalkan saya hanyalah seorang kompasianer muda yang baru belajar menulis. Menurut informasi yang saya tahu, bapak berasal dari Sumetera ya?

Maestro: Betul. Saya lahir tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara, lalu pindah ke Jakarta.

Aku: Wow... Ternyata hari ini tepat 100 tahun usia bapak. Selamat ulang tahun pak.

Maestro: Terima kasih.

Aku : Jujur pak, saya sangat menyukai karya-karya sastra bapak. Bapak terkenal sebagai seorang penyair yang banyak menghasilkan karya sastra yang bermutu. Maaf pak, bolekah saya mengetahui, kira-kira ada berapa banyak tulisan dari hasil karya bapak?

Maestro: Seingat saya, ada 94 tulisan. Paling banyak tulisan saya berupa puisi, yakni ada 70 puisi. Selain itu ada 10 sajak terjemahan, ada 6 prosa asli, ada 4 prosa terjemahan, dan ada 4 saduran.

Aku : Wow, keren. Ternyata ada juga karya hasil terjemahan bahasa asing ya?

Maestro : Iya, saat saya sekolah di MULO Jakarta, saya hanya sampai di bangku kelas dua. Lalu saya belajar autodidak, termasuk giat belajar bahasa Belanda, bahasa Inggris dan bahasa Jerman. Karena itu saya bisa membaca dan mempelajari karya sastra yang ditulis dalam bahasa-bahasa asing tersebut. Saya senang membaca, baik itu di tempat tidur, bahkan di meja makan pun sering membawa buku, menyuap nasi sambil membaca buku termasuk buku dalam bahasa asing. Karena suka mempelajari sastra asing, makanya ada karya saya yang merupakan hasil terjemahan bahasa asing yang bagi saya sangat menarik.

Aku: Mantap. Berati salah satu kunci keberhasilan adalah dengan belajar dan banyak membaca. Sejak kapan bapak mulai pertama kali menulis puisi?

Maestro  : Puisi pertama saya berjudul "Nisan". Puisi ini saya tulis tahun 1942.

Aku : Ow.... Sejak 1942. Nah, selama ini ada beberapa puisi yang sangat terkenal yaitu puisi dengan judul Aku, Diponegoro, dan Kerawang-Bekasi. Ketiga puisi ini bertema perjuangan. Sejauh yang saya tahu, puisi-puisi itu kadang bernuansa romantis dan bertema percintaan. Apakah ada pusi karya bapak yang bertema tentang percintaan?

Maestro : Ada. Karena tadi kamu menyebut tiga contoh puisi saya yang bertema perjuangan , maka saya juga menyebutkan tiga contoh puisi saya yang bertema percintaan dan renungan, yakni senja di pelabuhan kecil, doa dan selamat tinggal.

Aku : Semakin menarik ni. Tapi ini pertanyaan saya terakhir. Kalau boleh tahu, bapak bisa mensharingkan bagaimana bapak menulis puisi. Setiap penyair bisa berbeda dalam menulis karya mereka. Kira-kira bagaimana pengalaman bapak dalam menulis puisi. Apakah harus baku, panjang, kata-kata menarik, atau gimana?

Maestro : Kalau saya menulis puisi biasanya tidak terlalu bertele-tele sehingga langsung pada tujuan. Boleh dikatakan ekspresionis tetapi lugas. Walaupun demikian saya menggunakan kiasan-kiasan yang tajam sehingga menimbulkan imajinasi yang kuat dan membangkitkan kesan yang berbeda-beda bagi penikmatnya. Kata-kata yang saya gunakan biasa-biasa saja, tetapi mampu menghidupkan imajinasi. Itu sebenarnya tujuan saya. Daripada saya menggunakan kata-kata yang rumit, malah membuat bingung sehingga orang tidak menikmati sajian kita. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa karya kita hendaknya juga lahir dari pembatinan. Karya kita akan terasa hidup jika karya itu lahir dari representasi hidup dan gejolak batin.

Aku : Terima kasih atas sharing-sharing yang sangat berharga. Semoga dengan sharing singkat ini, dapat menambah semangat bagi para penyair-penyair muda di zaman ini. Sekali lagi selamat ulang tahun pak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun