Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menggugat Tanggung Jawab Manusia atas Kerusakan Alam

22 April 2022   10:50 Diperbarui: 3 September 2022   07:25 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia yang dianggap sebagai citra Allah yang luhur memandang alam beserta isinya sesuai dengan perkembangan jaman, kebutuhan hidup dan opini yang berkembang dalam zamannya. Setiap saman menyajikan kekhasannya masing-masing. Penulis akan membahas beberapa zaman barikut ini.

Zaman klasik yang sering disebut sebagai masa keseimbangan memandang alam sebagai pembari hidup. Pada zaman ini manusia hidup hanya sebagai penburu binatang liar, pencari ikan, dan pengumpulan buah-buahan atau hasil  hutan lainnya seperti umbi-umbian. Manusia pada zaman ini menggantungkan diri sepenuhnya pada alam. 

Pada zaman ini tidak ada dalam diri manusia konsep tentang untung dan rugi. Mereka mencari makanan yang telah disediakan alam hanya untuk mengeyangkan perut mereka. 

Perkembangan teknologi dasariah mulai berkembang dalam zaman ini seperti penggunaan api, pengenalan dan pengetahuan manusia tentang makanan dari tumbuhan dan daging hewan buruan. Perkembangan teknologi dasariah dikalangan manusia terbukti mempengaruhi lingkungan sendiri. 

Pengetahuan manusia akan jenis tanaman [i]yang dinikmati pada musim tertentu dan tingkah laku manusia terhadap hewan memungkinkan manusia untuk memperoleh sumber makanan seperlunya. 

Pada zaman ini manusia memulai babak baru dalam sejarah; dimanah manusia melihat alam sebagai tempat yang berguna sejauh ia memberi kehidupan. Tingkat pengetahuan manusia semakian berkembang. Mereka mulai membedakan mana yang harus dimakan dan mana yang tidak bolah dimakan. 

Walaupun demikian penghargaan terhadap alam masih mendominasi zaman ini. Konsep tentang alam secara otomatis mempengarihi struktur kehidupan masyarakat. Demokritos misalnya mengugah nurani  manusia dengan pernyataan kita adalah murid dari binatang. Dari laba-laba manusia belajar membuat jaringan, dari burung manusia belajar untuk bersiul, dari semut manusia belajar untuk berkoperasi.

Zaman berikut mencerminkan ketidakseimbangan antara manusia dan alam. Zaman ini ditandai dengan krisis makanan yang dialami manusia hal ini disebabkan musim kemarau yang panjang.

Keadaan ini mengharuskan manusia untuk mengambil sikap baru terhadap alam. Manusia sadar bahwa mereka sesunguhnya berbeda dengan alam, mereka bukan bagian integral dari alam. Mereka berusaha menyingkapkan misteri alam dengan merambah hutan  dengan membukanya menjadi lahan pertanian. Selain itu manisia mulai mengenal teknologi yang memudahkan manusia untuk menggarap hasil alam. 

Misalnya pembuatan jala, bahan peledak yang memudahkan manusia dalam mengeruk hasil-hasil laut. Zaman ini juga ditandai dengan usaha manusia untuk memelihara ternak.

Perkembangan selanjutnya terjadi persaingan yang tidak sehat. Setiap manusia bersaing  dengan manusia yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hidup yang dahulu yang dipenuhi dengan persaudaraan baik antara sesama manusia maupun dengan makluk ciptaan lainnya pada zaman ini berubah drastis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun