Beberapa kendala ini menimbulkan persoalan baru, dimana ada yang menghendaki supaya pembelajaran tatap muka segera kembali dilaksanakan. Sebagai contoh, salah satu survei yang dilakukan oleh Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menyatakan bahwa 80% dari responden orang tua menolak sekolah dibuka kembali di tengah pandemi Covid-19 ini. Sebaliknya, 80% siswa setuju sekolah dibuka kembali. Sementara itu, 60% guru setuju jika sekolah dibuka kembali (Subhi, 2020). Sebuah penelitian yang dilakukan di Korea Selatan dan beberapa negara lainnya, menunjukkan hal yang sama yakni masih menganggap bahwa pembelajaran secara tradisional lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara daring (Chang et al., 2020).
Terlepas dari pro-kontraknya kebijakan pemerintah ini, namun pemerintah tetap memutuskan agar pendidikan harus tetap diusahakan berjalan dengan baik (W. Sari et al., 2020). Menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut, pihak sekolah segera membuat kebijakan-kebijakan yang berdasarkan prinsip manajemen berbasis sekolah (Fitri Darnalita, 2014). Tujuan dari kebijakan-kebijakan terebut pada intinya diarahkan untuk menjaga mutu bahkan meningkatkan mutu pendidikan.
Mutu dimaknai sebagai kepuasan para pelanggan, sebagaimana diungkapkan Josep Juran (Anca Madar, 2020). Dengan demikian dalam situasi apapun, pendidikan harus dapat memberikan pelayanan yang terbaik supaya pelanggan. Keterlibatan seluruh pihak tentunya menjadi penentu keberhasilan sekolah untuk dapat menjaga mutu dengan baik. Selain itu dalam menjaga mutu pendidikan perlu memperhatikan komponen-komponen mutu, di antaranya kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan dan pengukuran.Â
Sampai saat ini negara kita masih memberlakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Di satu pihak, pembelajaran daring dinilai memiliki banyak kekurangan. Di lain pihak, penelitian menunjukkan bahwa banyak yang lebih menyukai pendidikan secara online. Bahkan diprediksi bahwa setelah pandemi covid-19 berakhir, masih ada banyak institusi pendidikan yang akan melanjutkan pembelajaran secara online (Daniel, 2020). Salah satu dampak positif dari adanya pandemi covid-19 ini adalah kita seakan didesak untuk segera mempersiapkan diri dan berani mencoba menghadapi era digital yang tidak bisa kita hindari. Saat ini, dan pada masa yang akan datang, integrasi pembelajaran daring dan luring merupakan alternatif terbaik untuk menjembatani kedua kesenjangan ini.
DAFTAR RUJUKAN:
Anca Madar. (2020). "The Implementation of the Continuous Improvement Strategy as an Efficient Tool to Achieve the Organization's Objectives." Series V - Economic Sciences, 12(61)(2), 51--60. https://doi.org/10.31926/but.es.2019.12.61.2.7
Astuti, D., Supriyanto, E., & Muthoifin, M. (2020). Model Penjaminan Mutu Ketercapaian Kompetensi Dasar Dalam Sistem Pembelajaran Online Pada Situasi Work From Home (Wfh). Profetika: Jurnal Studi Islam, 21(1), 129--139. https://doi.org/10.23917/profetika.v21i1.11655
Chang, D. G., Park, J. B., Baek, G. H., Kim, H. J., Bosco, A., Hey, H. W. D., & Lee, C. K. (2020). The Impact of COVID-19 Pandemic on Orthopaedic Resident Education: A Nationwide Survey Study in South Korea. International Orthopaedics, 44(11), 2203--2210. https://doi.org/10.1007/s00264-020-04714-7
Daniel, S. J. (2020). Education and the COVID-19 pandemic. Prospects, 49(1--2), 91--96. https://doi.org/10.1007/s11125-020-09464-3
Fitri Darnalita, S. (2014). Upaya Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pembangunan Laboratorium UNP. Jurnal Administrasi Pendidikan, 2(1), 696--831.
Hidayah, A. A. F., & Robiah Al Adawiyah, P. A. R. M. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 21(2), 53--56.