Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Memotret Sepak Terjang Edanisasi Vs Edenisasi dalam Arena Lingkungan Hidup (Refleksi Peringatan Hari Hutan Sedunia)

21 Maret 2022   09:51 Diperbarui: 2 September 2022   19:29 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita menghendaki agar kondisi alam ini tidak diperburuk lagi, maka kita perlu melakukan edenisasi. Secara sederhana Edenisasi dapat saya artikan sebagai sebuah usaha untuk mengembalikan citra Eden dimana ada suatu keharmonisan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. 

Edenisasi tidak lain adalah usaha manusia untuk melestarikan lingkungan hidup. Edenisasi adalah perwujudan dari manusia yang memiliki tanggung jawab terhadap alam.

Perlu disadari bahwa yang tergolong dalam kelompok edenisasi bukan hanya para penguasa yang terus mengeksploitasi alam dengan program pertambangan demi alasan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Bukan pula hanya para pengusaha yang mendirikan pabrik-pabrik demi meraup keuntungan. Tetapi perlu diingat bahwa masyarakat kecil dapat juga terjebak dalam kelompok edanisasi.

Edanisasi dapat terjadi dalam pengalaman sederhana di tengah kehidupan kita setiap hari. Ketika kita mengadakan pembakaran hutan, ladang berpindah-pindah, membuang sampah secara sembarangan, berarti kita sudah melakukan edanisasi. 

Untuk itu marilah kita berjuang melakukan edenisasi mulai dari hal-hal yang sederhana seperti membuang sampah atau limbah pada tempatnya, melakukan penghijauan kembali hutan yang gundul (reboisasi), melindungi hutan dan lain-lain.

Sesederhananya tindakan kita untuk merusak lingkungan berarti kita telah melakuakan edanisasi. Dan sesederhananya kita berjuang untuk melestarikan lingkungan maka kita telah melakukan edenisasi demi mengubah wajah bopeng alam ini.

Penutup

Sang maestro Kahlil Gibran, pada akhir sebuah syairnya tentang alam memberikan suatu pertanyaan “Mengapa manusia harus merusak alam?”. Suatu pertanyaan reflektif yang menggugat hati kita di tengah kondisi alam yang kian menjadi edan ini. 

Manusia telah merusak alam yang merupakan tempat di mana ia berpijak. Ia tidak menyadari bahwa tindakannya itu dapat menghasilkan dampak buruk bagi dirinya sendiri. Alam tidak lagi bersahabat dengan manusia, bencana terus saja terjadi akibat uolah manusia sendiri.

Di tengah kenyataan seperti ini, perlu ada kesadaran dari dalam diri kita untuk berjuang melawan praktek edanisasi yang kini marak dilakukan. Alam yang kini sangat memprihatikan membutuhkan manusia yang memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan alam ini (edenisasi). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun