Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, khususnya dalam Kitab Kejadian kita dapat menemukan suatu gambaran alam yang penuh dengan keharmonisan, kebahagiaan serta keakraban dari seluruh alam ciptaan. Situasi hidup yang demikian dilukiskan oleh pengarang dalam rupa taman Eden.Â
Namun taman Eden yang juga dikenal sebagai Firdaus, pada akhirnya berubah wajahnya menjadi taman yang Edan. Eden yang telah menjadi Edan dapat terjadi akibat dosa kesombongan manusia.Â
Karena kesombongan manusia untuk menguasai alam bahkan Penciptanya, maka mereka (baca: Adam dan Hawa) diusir keluar dari taman tersebut. Manusia tidak lagi menikmati alam yang bersahabat dan penuh kebahagiaan akibat dari ulahnya sendiri.
Bukan hanya manusia pertama yang telah mengubah Eden menjadi Edan, namun edanisasi terus saja dilakukan oleh manusia hingga saat ini berbarengan dengan berputarnya roda kehidupan dan berkembangnya teknologi. Manusia pertama tergoda untuk memetik buah terlarang.Â
Demikian pula manusia zaman ini tergoda untuk memetik, mengeruk dan mengeksploitasi seluruh kandungan alam ini. Sebagaimana manusia pertama mengimpikan kekuasaan dan kedudukan yang akan diperolehnya apabila ia memetik dan memakan buah terlarang, demikian juga halnya dengan manusia zaman ini mengimpikan suatu kenikmatan setelah ia berhasil mengeksploitasi hasil alam yang ada.
Sadar atau tidak sadar, manusia zaman ini sedang merusak taman Eden yang merupakan bagian dari tempat tinggalnya sendiri. Sebagai akibatnya kita sendiri yang merasakan bahwa lingkungan kita kian menjadi edan. Hutan yang menjadi paru-paru dunia dibakar dan ditebang.Â
Sebagai akibatnya maka suhu bumi semakin naik dan terjadilah panas global. Sementara itu kesuburan tanah pun semakin berkurang karena penggunaan pupuk buatan dan peptisida yang mengandung zat kimia.Â
Hewan-hewan langkah semakin berkurang. Ikan dan biota laut semakin terancam karena telah diracuni oleh limbah-limbah pabrik maupun limbah rumah tangga Dan masih banyak lagi kenyataan yang dapat dilitanikan.
Edenisasi: Sebuah Solusi
Apabila kita meneropong kehidupan kita dalam arena lingkungan hidup maka dapat ditemukan ada dua kekuatan yang saling melakukan sepak terjang. Di satu pihak ada kelompok yang mau memanfaatkan dan mengeksploitasi alam ini demi suatu tujuan tertentu (Edanisasi).Â
Di lain pihak ada yang berjuang untuk melawan tindakan itu dan berusaha untuk melestarikan lingkungan (Edenisasi). Kelompok edenisasi ini misalnya menyebut diri mereka sebagai kelompok pencinta lingkungan.