Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belis Maumere-Sikka-NTT (Bagian III: Bentuk-Bentuk dan Makna Simbolis Belis)

21 Maret 2022   08:50 Diperbarui: 2 September 2022   19:24 2605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu ada yang melakukan barter (pertukaran gading dari Adonara dengan sarung dari Sikka). Gading tersebut disebarluaskan oleh kapitang-kapitang, yang bertugas di beberapa daerah kekuasaan. Kapitang adalah salah satu tingkatan struktur pemerintahan dalam kerajaan Sikka pada zaman dahulu, yang sekarang ini bisa disetarakan dengan kecamatan.

Sumber lain mengatakan bahwa dari perjalanan sejarah diyakini gajah pernah hidup di Flores. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya fosil stegodon, sejenis gajah raksasa yang ditemukan di Ola Bula, Ngada, Flores pada Desember 1956 oleh tim ekspedisi Verhoeven. 

Fosil itu dinamakan Stegodon Trigonocephalus Florensis. Diperkirakan hewan ini telah hidup di Flores pada periode 400.000 tahun-10.000 tahun yang lalu. Fosil tersebut kini disimpan di Museum Bikon Blewut, di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere (Santoso, 2010).

Gading dipilih menjadi bahan belis karena pada zaman dulu bahan berharga ini cukup banyak beredar di tengah masyarakat menggantikan bahar atau emas yang kian berkurang. Namun dewasa ini gading sulit ditemukan dan memiliki nilai jual yang sangat mahal harganya.

Alasan pokok mengapa hal ini dapat terjadi karena barang tersebut tidak dapat berkembangbiak. Selain itu hal berkurangnya gading juga disebabkan karena dibuat beberapa perhiasan misalnya cincin dari gading (kila bala), gelang (kalar bala) dan lain-lain. 

Walaupun pada zaman sekarang ini gading sangat sulit ditemukan namun belis gading masih tetap dipertahankan. Justru karena kesulitan untuk mendapatkan barang ini secara tidak langsung mau mengungkapkan bahwa membangun sebuah rumah tangga baru bukanlah hal yang muda. Seorang pemuda yang hendak beristri haruslah orang yang cukup dewasa dan mampu bekerja keras.

Dalam perkembangan sekarang ini, gading bisa diganti dengan uang atau kuda. Dan besarnya jumlah uang tersebut tergantung dari jenis gading yang diminta. 

Adapun jenis-jenis gading itu antara lain bala repang (ukurannya sepanjang sedepa tangan), bala m'ela wa'ir (sepanjang rentangan tangan yang diukur dari ujung jari tangan sampai tenggorokan), bala l'egi kelik (sepanjang rentangan tangan yang diukur dari ujung jari tangan sampai ketiak), dan lain-lain.

 2. Hewan

Hewan yang biasa dijadikan sebagai belis adalah babi, kambing, kuda, dan ayam. Secara umum, hewan yang digunakan dalam pembelisan dimaksudkan sebagai bahan sembelihan yang akan dikonsumsi pada saat berlangsungnya urusan adat. 

Dengan kata lain, belis berupa hewan ini akan digunakan untuk makan bersama pada saat pesta atau pertemuan keluarga dalam rangka urusan adat tersebut. Biasanya yang berkewajiban memberikan belis berupa hewan adalah pihak wanita kepada pihak lelaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun