Sebelumnya pemerintah Nikaragua juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam apa yang disebutnya sebagai 'kudeta' di Bolivia setelah Evo Morales mundur dari kursi Presiden Bolivia di tengah aksi protes sengketa pemilu.
"Pemerintah Nikaragua ... menentang dan mengecam keras kudeta hari ini," kata pemerintah Presiden Nikaragua Daniel Ortega, veteran sayap kiri, melalui pernyataan.
"Kami menyatakan penolakan dan menentang praktik fasis yang mengabaikan konstitusi, undang-undang yang mengatur kehidupan demokrasi negara."
Foto yang dirilis pada 11 November 2019 memperlihatkan mantan Presiden Bolivia Evo Morales menghabiskan malam pertamanya setelah mengundurkan diri di lokasi rahasia. Morales tke Meksiko setelah menerima suaka politik pasca-mengundurkan diri buntut aksi unjuk rasa yang melanda dalam tiga pekan terakhir.
Morales adalah seorang sosialis dan berasal dari suku Indian Aymara. Ia dilantik menjadi presiden pada tanggal 22 Januari 2006.
Morales adalah pemimpin gerakan sayap kiricocalero Bolivia-- sebuah federasi longgar dari campesino (buruh tani) penanam daun kokayang melawan upaya-upaya pemerintah Amerika Serikat untuk membasmi koka di Provinsi Chapare di Bolivia tenggara. Morales juga adalah pemimpin partai politik Gerakan untuk Sosialisme (Movimiento al Socialismo, dengan singkatannya dalam bahasa Spanyol MAS, yang berarti "lebih"), yang terlibat dalam Perang Gas, bersama-sama dengan banyak kelompok lainnya, yang biasanya dirujuk sebagai "gerakan sosial".
Pada pemilihan presiden 2002, Morales menempati tempat kedua, suatu kejutan yang mengecewakan bagi partai-partai tradisional Bolivia. Hal ini langsung membuat sang aktivis pribumi ini terkenal di seluruh benua Amerika. Morales menyebutkan bahwa kemenangan yang hampir diperolehnya itu sebagian disebabkan oleh komentar-komentar membakar yang ditujukan kepadanya oleh duta besar AS di Bolivia Manuel Rocha, dan menyebutkan bahwa mereka menolong "membangkitkan hati nurani rakyat". Morales akhirnya terpilih sebagai presiden dalam pemilihan 2005, setelah beberapa krisis yang disebabkan oleh masalah industri gas.
Juan Evo Morales Ayma, lebih dikenal dengan nama Evo adalah Presiden Bolivia dan menjadi orang pribumi pertama yang menjabat sebagai kepala negara sejak penjajahan Spanyol lebih dari 470 tahun yang lalu. Klaim ini menyebabkan kontroversi, karena ada para presiden mestizo sebelumnya.
Berbicara tentang Meksiko, negara yang memberi suaka kepada Morales, seperti negara-negra Amerika Latin lainnya, Meksiko punya sejarah yang mirip sama dengan Republik Indonesia (RI), yaitu sama-sama pernah dijajah, jika Indonesia oleh Belanda dan Jepang, Meksiko oleh Spanyol.
Meksiko sejak tahun 1995 telah menjadi salah satu bangsa yang kuat, punya perhatian tinggi terhadap masalah-masalah masyarakat internasional. Mexico selalu mengambil inisiatif untuk mendengar dan kemudin masuk ke dalam berbagai pertimbangan.