Ternyata himbauan Menlu RI Ali Alatas itu tidak dihiraukan AS dan pernyataan Ali Alatas benar. Irak sekarang tidak senyaman dan seaman di masa Presiden Irak Saddam Hussein.
Saya sempat dikirim Pemilik Grup Merdeka Burhanudin Mohamad (BM) Diah berkunjung ke Irak pada bulan Desember 1992.
Saya merasakan sendiri rasa aman ini, meski untuk sampai ke ibukota Irak, Baghdad, saya melalui jalan darat, satu-satunya jalan yaitu dari ibukota Jordania (Amman).
Perjalanan itu menghabiskan waktu sekitar 13 jam dan jarak yang ditempuh di padang pasir luas itu secara keseluruhan sekitar 885 kilometer.
Mengapa tidak ada pesawat langsung dari Jakarta-Baghdad (Irak) waktu itu ? Karena Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas desakan AS telah menerapkan pembatasan terbang di udara Irak. Kawasan karangan terbang itu Paralel 36 derajat Lintang Utara dan Paralel 32 derajat Lintang Selatan.
Jadi, siapapun yang waktu itu ke Irak tidak bisa melalui jalur udara langsung. Harus terlebih dahulu ke Jordania, karena negara inilah satu-satunya negara Timur Tengah yang membuka perbatasannya dengan Irak.
Sudah tentu Calon Presiden AS dari Partai Republik sedang menghadapi proses penyelidikan pemakzulan.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, pada hari Kamis, 31 Oktober 2019 telah mengesahkan proses penyelidikan pemakzulan presiden dengan perbandingan suara 232 lawan 196.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi dari Partai Demokrat mengumumkan dimulainya proses itu tanggal 24 September lalu.
Tapi Partai Republik mengatakan tiadanya pemungutan suara tentang dimulainya proses itu membuatnya suatu langkah yang tidak sah.