Pada Mei lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga sempat menemui Baradar di Doha, Qatar. Pada waktu itu, Amerika Serikat dan beberapa negara Arab berusaha juga mencari solusi perdamaian di Afghanistan.
Lihat peta kehadiran Amerika Serikat di Afghanistan. Sangat berpengaruh pula kepada negara tetagganya Republik Revolusioner Islam Iran yang kini didukung Rusia. Pengaruh Rusia sekarang tidak boleh dilihat sebelah mata, karena seusai Afghanistan berubah dari kerajaan ke republik, pada masa itu, 27 April 1978, pasukan Soviet lah ( istilah Rusia waktu itu) yang menduduki Afghanistan hingga 10 tahun kemudian. Setelah pasukan Soviet menarik diri, kelompok Taliban menguasai wilayah penting, meski tidak semua wilayah dikuasai.
Pada bulan September 1996, kelompok Taliban yang merupakan pecahan kelompok Mujahidin dan terdiri dari kaum santri itu, awalnya terdiri dari mahasiswa teologi tamatan Pakistan berhasil menguasai hampir 90 persen wilayah Afghanistan. Karena kelompok ini berkiblat ke Pakistan, maka Pakistan merupakan negara pertama yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan.
Tetapi Taliban tidak terlalu lama berkuasa. Amerika Serikat berusaha menguasai wilayah Afghanistan tersebut. Yang menariknya, Pakistan yang mendukung Taliban adalah sekutu dekat Amerika Serikat. Sikap Pakistan yang mengizinkan wilayah udaranya dipakai pasukan Amerika Serikat, sebetulnya mempermudah perdamaian di wilayah Afghanistan. Tetapi yang kita saksikan tidak seperti itu.
Oleh karena itu, benar jika kunjungan delegasi Afghanistan datang ke Jakarta dan meminta pandangan secara non formal kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, karena Jusuf Kalla memang sudah lama berniat menyelesaikan konflik ini. Apalagi Jusuf Kalla pernah menyelesaikan berbagai konflik di Indonesia dan ia bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun sudah pernah pula melihat langsung situasi dan kondisi sebenarnya di Afghanistan.
Jika Indonesia bisa ikut serta duduk dalam perundingan damai tentang Afghanistan, kontribusi ini akan mengingatkan kita akan sumbangsih Indonesia di Konferensi Asia-Afrika di Bandung bulan April, 1955 yang sukses dan berhasil.
Berbagai temuan menunjukkan kekerasan yang terjadi terus-menerus ini mempengaruhi hampir semua wilayah Afghanistan, sementara perundingan penarikan pasukan Amerika Serikat setelah perang berlangsung selama 18 tahun, tetap bermasalah.
BBC dapat memastikan terjadinya 611 bentrokan yang menyebabkan kematian 2.307 orang.
Baik Taliban maupun pemerintah Afghanistan mempertanyakan kesahihan angka korban yang sebenarnya telah dipastikan BBC.
Kebanyakan korban meninggal adalah kombatan - termasuk para petempur Taliban dalam jumlah yang lebih banyak dari perkiraan sebelumnya - tetapi seperlimanya adalah warga sipil.