Menjelang Hari Nasiona Republik Rakyat China (RRC) ke-70, 1 Oktober 2019, sehari sebelumnya yaitu pada tanggal 30 September 2019, Presiden RRC Xi Jinping dan para pemimpin lainnya di dalam Partai Komunis China memberi penghormatan dengan membungkuk kepada mantan Pemimpin China, Mao Zedong, pendiri China modern di Gedung Memorial Mao di Lapangan Tiananmen, Beijing.
Xi bersama sejumlah petinggi Partai Komunis juga melakukan peletakan karangan bunga bagi para pahlawan di Lapangan Tiananmen.
Perayaan itu sekaligus menunjukkan bahwa China sudah berubah dari negara yang dulunya dilanda perang dan kelaparan, menjadi negara makmur yang kekuatan ekonomi dan militernya diperhitungkan.
Mao Zedong, adalah seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok. Ia memimpin sebagai Ketua Partai Komunis Tiongkok dari berdirinya negara tersebut pada tahun 1949 sampai kematiannya pada tahun 1976.
Mao Zedong adalah legenda China. Ia pemimpin besar, the founding father negeri itu, seperti Bung Karno di Indonesia. Lepas dari sosoknya yang kontroversial semasa membawa China menjadi negeri komunis, Mao Zedong adalah tokoh penting dalam tonggak sejarah China.
Mao meninggal pada tahun 1976, 27 tahun setelah ia memproklamasikan berdirinya RRC pada 1 Oktober 1949. Hingga kini, tidak hanya namanya yang dikenang, tetapi juga jasadnya. Jasadnya masih utuh.
Jasad pemimpin besar itu diawetkan dalam peti kaca dan disimpan di mausoleum yang terletak di sebelah selatan Lapangan Tiananmen, tepatnya di belakang Monumen Pahlawan Rakyat. Wisatawan yang mengunjungi Lapangan Tiananmen pasti dengan mudah melihat gedung mausoleum yang berwarna kecoklatan itu. Di dalam gedung itu peti kaca berisi jasad Mao diselubungi bendera China berwarna merah yang menutup separuh peti. Pengunjung masih bisa melihat wajah Mao dengan jelas dari samping.
Gedung mausoleum Mao diresmikan pada 9 September 1977, tepat setahun setelah pemimpin partai komunis itu meninggal dunia. Bangunan mausoleum terbagi dalam tiga bagian. Bagian utara adalah ruangan masuk yang dapat menampung 600 orang sekaligus, bagian tengah merupakan aula penghormatan, tempat jenazah Mao disemayamkan, sementara gedung bagian selatan merupakan jalur ke luar mausoleum. Pada satu sisi dinding gedung bagian selatan terukir sebuah puisi dengan aksara China karya Mao Zedong.
Melihat Rusia, sebuah majalah perjalanan Traveller, edisi Januari 2016 menarik perhatian saya. Cover majalah tersebut berjudul "Moskow Kini", menginspirasi saya untuk menulis perjalanan saya ke negara yang diberi julukan berbagai nama, seperti Beruang Merah dan Tirai Besi.