Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tahun 2020 ini merupakan Pilpres paling seru untuk disimak. Munculny Joe Biden menjadi Calon Presiden AS mendatang diasumsikan para pengamat akan menjadi perrarungan paling seru dalam sejarah Pilpres AS.
Munculnya Joe Biden dari Partai Demokrat akan kembali mengulang sejarah lama Pilpres AS selama beberapa dekade terakhir ini, yang akan bersaing ketat dengan Calon Presiden dari Partai Republik AS Donald Trump.
Joe Biden di Twitter hari ini, Minggu, 18 Agustus 2019 muncul dengan mengatakan: "Kita tidak dapat memiliki empat tahun lagi seorang presiden yang mengabaikan dampak bencana dari perubahan iklim. Rencana saya untuk Revolusi Energi Bersih & Keadilan Lingkungan akan mengatasi keadaan darurat iklim & melindungi komunitas kita untuk generasi mendatang. "
Memang bagaimana pun, Biden tidak bisa tidak memang tetap mengandalkan mantan Presiden Barack Obama yang pernah menjadi Presiden AS ke-44 dalam dua periode masa jabatan Presiden AS empat tahun, yaitu dimulai dari tanggal 20 Januari 2009 hingga 20 Januari 2017.
"Rencana saya untuk melindungi dan membangun di atas Obamacare tidak hanya akan memberikan pertanggungan untuk orang Amerika yang tidak diasuransikan, tetapi juga akan membuat perawatan kesehatan lebih terjangkau bagi mereka yang sudah memiliki pertanggungan," jelas Biden.
Apakah ia ingin menegaskan ia ingin keluar dari pengaruh Obama atau sebaliknya. Memang ia ingin keluar dari bayang-bayang Obama, meski sekarang ini pengaturan keuangan Partai Demokrat dipercayakan kepada Obama.
Obama nama lengkapnya Barack Hussein Obama II adalah seorang politisi Amerika yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikatke-44. Ia merupakan orang Afrika Amerika pertama yang menempati jabatan tersebut.
Sementara Biden adalah Wakil Presiden Obama. Biden yang bernama lengkap Joseph Robinette "Joe" Biden, Jr. adalah seorang Wakil Presiden AS (di masa Presiden Obama), juga seorang politikus dan pengacara AS dari Wilmington, Delaware. Ia adalah anggota Partai Demokrat dan Senator senior dari Delaware.
Biden terjun dalam politik nasional hampir sepanjang kariernya. Setelah menang pertama kali dalam perebutan kursi Senat tahun 1972, ia bekerja selama 36 tahun sebagai Senator. Ia kemudian menjabat wakil presiden Barack Obama selama delapan tahun.
Ia telah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden, mencalonkan diri pada tahun 1998 dan 2008, tetapi gagal mendapat cukup banyak dukungan ketika itu. Apakah ia mampu mengalahkan Donald Trump ?
Ketika Pilpres tahun 2016, pemenangnya Hillary Clinton malah gagal mendominasi suara rakyat (setelah tahun 1824, 1876, 1888, dan 2000).
Pemilik hak suara (rakyat) memilih elektor presiden. Elektor presiden akan menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil di daerah pemilihannya. Para elektor presiden ini dikenal dengan istilah Electoral College.
Rangkaian pemilihan pendahuluan dan kaukus presiden dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2016 di 50 negara bagian, Distrik Columbia, dan wilayah administratif AS lainnya.
Proses pencalonan ini merupakan pemilihan tak langsung. Pemilik hak suara memilih delegasi yang akan mewakili mereka di konvensi pencalonan. Para delegasi akan memilih calon presiden dari partainya.
Pebisnis dan tokoh televisi Donald Trump pada waktu itu menjadi calon presiden dari Partai Republikpada tanggal 19 Juli 2016 setelah mengalahkan Senator A.S. Ted Cruz dari Texas, Gubernur Ohio John Kasich, Senator A.S. Marco Rubio dari Florida dan calon-calon lain pada pemilihan pendahuluan Republik.
Dari Partai Demokrat waktu itu, mantan Menteri Luar Negeri dan Senator AS dari New York, Hillary Clinton menjadi calon presiden pada tanggal 26 Juli 2016 setelah mengalahkan Senator AS Bernie Sanders dari Vermont. Clinton digadang-gadang menjadi presiden perempuan pertama AS.
Pada tanggal 9 November 2016, pukul 03:00 EST (15:00 WIB), Donald Trump memegang 270 dari 538 suara elektoral dan otomatis menjadi presiden terpilih Amerika Serikat.
Pada usia 70 tahun waktu itu, Trump menjadi orang tertua yang terpilih menjadi presiden untuk pertama kalinya, melampaui Ronald Regan yang memenangi pemilu tahun 1980 pada usia 69. Trump menjadi presiden kelima yang lahir di negara bagian New York setelah Martin Van Buren, Millard Fillmore, Theodore Roosevelt, dan Franklin D. Roosevelt; dan presiden kedua yang lahir di New York City setelah Theodore Roosevelt.
Trump juga menjadi presiden keempat yang negara bagian tempat tinggalnya memilih calon lain setelah James K. Polk tahun 1844, Woodrow Wilson tahun 1916, dan Richard Nixon tahun 1968.
Fakta di lapangan di AS menunjukkan bahwa lobby Yahudi sangat kuat. Trump sangat percaya, bahwa ia akan terpilih lagi. Ketika ia pergi ke Dinding Ratapan di Jerusalem, masyarakat internasional sudah bisa memastikan Trump sangat membutuhkan dukungan warga Yahudi di AS. Apalagi setelah ia memutuskan bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel.
Hubungan dekat antara AS-Israel terlihat baru-baru ini. Trump mendukung pembangunan pemukiman baru rakyat Israel di wilayah Palestina. Trump sangat yakin atas kemenangannya karena telah memutuskan berbagai hal untuk masyarakat Yahudi, meskipun harus mengorbankan hak-hak rakyat bangsa Palestina. Itulah sebabnya pertarungan menjadi Presiden AS empat tahun mendatang sangat seru.
Sudah tentu semuanya terpulang kepada rakyat AS, apakah akan terus memilih Trump atau mengutip kata Joe Biden. Trump sudah cukup empat tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H