Dunia dikejutkan ketika foto viral yang mengerikan menunjukkan orang-orang Palestina yang tidak sensitif berjalan di samping mayat seorang anak laki-laki Israel. "Oh, tunggu ... celaka kami, abaikan saja," ujar warga Palestina hari ini, Senin, 22 Juli 2019 sebagaiman diunggah twitter Palestina. #FreePalestine. Sebegitu tidak pedulikah mereka akan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga bangsa Palestina pun tidak memiliki perasaan terharu atau sedih?
Mengapa anak tidak berdosa itu menjadi korban akibat tindakan ayah atau saudaranya yang diduga masuk dinas militer Israel. Bukankah yang terbaring bersimbah darah itu tidak tahu apa-apa?
Sulit untuk mengatakan bahwa bangsa Yahudi peduli juga dengan bangsa Palestina beragama Muslim atau Kristen. Berkali-kali kita melihat dan menyaksikan selama ini betapa bangsa Palestina diperlakukan secara tidak adil. Dikejar-kejar tentara Israel. Ya, mungkin saja mereka tidak diberlakukan dengan tidal adil, tewas diujung senjata pasukan Israel.
Ya, kembali melihat foto di atas, bangsa Palestina tidak lagi bersimpati. Kami harus peduli, sementara Anda (Israel) selalu menangkap dan membunuh warga kami (Palestina). Inilah mungkin yang ada di hati mereka bangsa Palestina yang hilir mudik melewati jenazah anak Israel tersebut.
Inilah tiga generasi bangsa Palestina yang mengungsi di Libanon. Mereka hidup di sana sudah tiga generasi. Di tengah generasi pertama. Sebelah kanan, generasi kedua. Terakhir, generasi ketiga sebelah kiri. Tinggal di pengungsian Palestina Libanon, tiga generasi. Apakah dunia ikut memikirkan penderitaan mereka di negara lain?
Bangsa Palestina bukannya tidak punya alasan, mengapa mereka melawan. Awalnya penduduk Palestina yang menguasai wilayahnya sendiri. Bahkan bangsa Yahudi yang tidak memiliki wilayah, pergi dari suatu negara ke negara bangsa lain. Tetapi sekarang ? Bangsa Yahudi dibantu negara-negara besar, sehingga berdirilah Negara Israel pada 14 Mei 1948. Adilkah pembagian wilayahnya yang dilakukan negara adidaya? Tidak.
Perang pun berlangsung berkali-kali. Tetap saja negara Arab kalah. Bayangkan sehari setelah Israel merdeka, enam negara Arab langsung besoknya menyerang negara baru merdeka (Israel). Negara itu adalah Lebanon, Irak, Suriah, Mesir, Arab Saudi dan TransJordan (Jordania).
Negara Israel bertambah kuat berkat dukungan AS. Di masa Presiden AS Donald Trump, negara Israel bertambah jaya. Bahkan menjadikan Jerusalem sebagai ibukota Israel yang semula berada di Teluk Aviv. Bagaiman bangsa Palestina di masa Presiden RI Soeharto membuka Keduraan Besar di Jakarta. Itu duta besar secara "de facto," karena secara "de jure," belum diakui dunia internasional hingga hari ini.
Nasib bangsa Palestina semakin tidak jelas. Yang terjadi hari ini, 22 Juli 2019, buldoser Israel bergerak untuk hancurkan 100 rumah rakyat Palestin
Tepatnya di kawasan Wadi al-Hummus, Tepi Barat, tempat sekitar 100 rumah warga Palestina yang akan dibuldoser pasukan Israel. Terlihat buldoser disertai ratusan tentara dan polisi Israel bergerak ke desa Sur Baher, Palestina, pada hari Senin. Alat berat dan pasukan Zionis itu bersiap untuk menghancurkan sekitar 100 rumah di wilayah Wadi al-Hummus.
Penghancuran rumah-rumah di dekat tembok pemisah Israel itu akan dilakukan meski ada protes dari Palestina dan dikritik komunitas internasional.
Militer Israel menganggap rumah-rumah di dekat tembok pemisah yang menyilang di Tepi Barat itu berisiko terhadap keamanan negara Yahudi tersebut. Tembok pemisah itu telah lama dikecam komunitas internasional dan dianggap sebagai "tembok apartheid".
Itulah nasib bangsa Palestina sekarang. Selalu dikorbankan, tetapi kita yakin suatu ketika bangsa Palestina akan merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H