Ketika kita mendengar hasil ringkasan laporan Penyelidik Khusus Amerika Serikat (AS) Robert Mueller, pada hari Minggu, 24 Maret 2019, kita berasumsi bahwa rakyat AS selalu mendukung kredibilitas presidennya.
Hal ini terungkap dari pernyataan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak berkonspirasi dengan Rusia dalam pemilihan umum 2016 lalu.
Dalam laporan itu Mueller menulis bahwa tidak disimpulkan apakah Trump telah melakukan tindakan pidana, tapi sang presiden tidak pula dinyatakan bersih dari pelanggaran pidana.
Adapun pembuat ringkasan laporan kepada Kongres AS adalah Jaksa Agung, William Barr.
Kemunculan hasil laporan itu disambut Trump dengan cuitan: "Tiada kolusi, tidak menghalangi".
Ringkasan yang dibuat Barr menjelaskan secara singkat sejumlah temuan laporan Mueller mengenai dugaan upaya Rusia mempengaruhi pemilihan presiden AS pada 2016. Ditegaskan, Trump tidak terindikasi.
Tetapi pada bagian kedua dalam ringkasan menyinggung soal dugaan menghalangi proses hukum. Barr menyebut laporan penyelidik khusus "menentukan tidak membuat penilaian jaksa secara tradisional".
Oleh karena itu, Penyelidik Khusus tidak menarik kesimpulan apapun mengenai apakah tindakan yang diperiksa dapat disebut menghalangi," sebut ringkasan itu.
Dari pernyataan Barr ini bisa ditarik garis lurus bahwa hal-hal yang berdampak terhadap urusan dengan negara lain, dalam hal ini, Rusia, maka AS sangat berhati-hati.
Juga jabatan seorang presiden di AS lebih penting dari masalah pribadinya. Itulah yang banyak ditulis di media AS, termasuk di dalamnya mengenai hubungan presidennya dengan seorang perempuan. Apalagi jelang masa berakhirnya jabatan Presiden AS Donald Trump, yang juga akan berakhir. Ia dilantik pada 20 Januari 2017.
Donald Trump juga disebut-sebut pernah berselingkuh, tetapi ia mengancam, jika kasusnya dibuka akan berpengaruh terhadap kenaikan harga di negaranya. Tetapi media lebih suka membicarakan tentang mantan Presiden AS Bill Clinton yang di "impeached" dalam bulan Desember 1998. Itu pun tidak menghalangi tugasnya sebagai seorang presiden. Ia mengakhiri jabatan presidennya dengan baik.
Clinton di saat-saat akan meninggalkan Gedung Putih mengakui bahwa dirinya berbohong di bawah sumpah dalam masalah perselingkuhan dengan Monica Lewinsky. Sebagai imbalan atas pengakuannya itu, Jaksa Penuntut Independen, yang menyelidiki kasus ini sepakat untuk meningkatkan upaya menuntut Clinton karena ia sudah melayani kepentingan bangsa.
Dari sini dapatlah kita simpulkan, pelayanan terhadap negara lebih utama dari kepentingan pribadi. Bahkan pengganti Clinton, George Walker Bush tidak terlalu mempersoalkannya.
Meskipun demikian, Clinton harus membayar denda senilai 25.000 dolar AS dan izin prakteknya sebagai pengacara ditangguhkan selama lima tahun. Semula Clinton telah diminta mundur oleh Kongres dengan dakwaan berbohong di bawah sumpah, karena menghalangi jalannya keadilan. Namun pada saat ini, Senat menolak untuk memecat Clinton.
Pada waktu itu usia Bill Clinton ketika memenangkan pemilihan presiden, November 1992 masih muda, yaitu 46 tahun. Namua ia dapat memenangkan suara elektoral dan suara popular lebih, karena ia tampan di mata kaum hawa? Banyak kaum hawa yang memilihnya.
Jika dibaca kehidupan Clinton sebelumnya, ia sudah dikenai tuduhan dengan Linda Tripp yang bekerja di Departemen Urusan Umum Pentagon. Hanya Monica Lewinsky yang berani mengaku. Sepertinya ucapan Presiden AS John F Kennedy, sebelum Clinton, "Kesetiaanku kepada partai berakhir, disaat kesetiaanku kepada negara bermula, " selalu dipedomani rakyat AS.
Bagaimanapun Rakyat AS lebih mengedepankan apa yang dilakukan presidennya untuk kesejahteraan mereka. Sebenarnya banyak informasi tentang presidennya yang miring mengenai perempuan, tetapi tidak terlalu dipedulikan.
Clinton memang sebuah kasus yang buat kita di Dunia Ketiga menghebohkan, tetapi di AS tidak terlalu dihiraukan, asal presidennya mampu mengangkat harkat dan martabat, juga kehidupan rakyatnya. Itu dahulu.
Apakah kita mengenal kehidupan presiden sebelum Clinton, John F Kennedy? Juga sama.
Di dalam buku Elizabeth Abbott, berjudulb" Wanita Simpanan" terjemahan dari buku berbahasa Inggrisnya, "Mistresses: A History of the Other Women," ia mengungkap sangat jelas kehidupan mantan presiden AS John F Kennedy itu. Ia banyak bergaul dengan perempuan. Misalnya di halaman 462 buku ini dihubungkan dengan aktris Angie Dickinson. Juga diulas dengan kedekatannya bersama bintang film perempuan berbakat, Marllyn Monroe. Belum lagi kita berbicara tentang Presiden AS Dwight D. Eisenhower yang di buku ini halaman pendahuluan dijelaskan bahwa ia memiliki seorang "teman" yang sangat spesial, perempuan Inggris bernama Kay Sommersby.
Menjelang Pemilihan Presiden AS juga tidak lama lagi, karena masa jabatan di sana hanya empat tahun, tulisan-tulisan tentang affair Bill Clinton dengan Monica Lewinsky sebagaimana foto di atas muncul. Tetapi foto di sampingnya, ada Donald Trump. Apakah ia akan menghadapi jejak Bill Clinton yang pernah diadili gara-gara perempuan, meski jabatannya sebagai presiden tidak terganggu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H