Nadia Murad dan Mukwege sudah tentu merasa gembira pada hari Senin, 10 Desember 2018 di ibu kota Norwegia, Oslo. Mengapa tidak ? Pada hari itu di acara "2018, Nobel Prize Award Ceremony," mereka secara resmi menerima Hadiah Nobel Perdamaian yang namanya telah diumumkan sebelumnya.
Nadya Murad, nama lengkapnya adalah Nadya Murad Basee Taha, lahir 1993 dan seorang penggiat hak azasi manusia Yazidi di Irak. Ia ditangkap ISIS (Islamic State of Iraq and Sham/gerilyawan Negara Islam di Irak dan Suriah) di Irak pada tahun 2014. Bukan hanya dia seorang, tetapi menurut informasi sekitar 6.500 perempuan Yazid diculik ISIS.
Nadia Murad sangat jelas mendengar bahwa setahun yang lalu ISIS di Irak dinyatakan tidak ada lagi di negeri 1001 malam itu. Sudah dibasmi oleh pasukan Irak. Sudah tentu dunia bergembira mendengarnya. Tetapi buat Nadia Murad yang diculik ISIS sudah tentu tidak mampu melupakan kenangan pahitnya ketika ia dan perempuan Yazid lainnya diperkosa berkali-kali. Sungguh menyedihkan nasib Nadia Murad dan temannya. Itulah sebabnya setelah lepas dari penculikan yang dibantu keluarga Muslim Irak, ia terus mengkampanyekan dampak dari penggunaan pemerkosaan sebagai senjata perang.
ISIS terbentuk di Irak buat pertama kali. Sesudah itu berkembang ke Suriah. Hal ini terjadi setelah serangan Amerika Serikat ke Baghdad dan Presiden Irak Saddam Hussein digantung. Kemudian ISID ini berkembang dan pada hari Minggu, 29 Juni 2014 mendeklarasikan pembentukan Kekhalifahan Islam.Tetapi cita-cita ISIS ini gagal. Setahun yang lalu Irak menyatakan ISIS sudah tidak ada lagi di Irak.
Menariknya apa yang diperjuangkan Nadia Murad ini memperoleh dukungan dari Hillary Clinton. Menarik, karena ia pernah mengalami sakit hati, ketika suaminnya Bill Clinton sebagai presiden pernah bermain asmara dengan Monica Lewinsky. Meski kasusnya sudah dianggap selesai, tetapi jiwa perempuan jika sudah tersakiti pasti akan mendukung perjuangan untuk mengakhiri aksi kekerasan seksual di masa damai atau perang.
Judul di atas muncul dikarenakan persamaan senasib perempuan secara psikologis. Hillary pernah disakiti oleh tindakan suaminya sebagai Presiden AS, sedangkan Nadia juga korban dari jiwa laki-laki yang hanya ingin menikmati tubuhnya dengan memperkosanya.
Nadia Murad tidak sendirian menerima Hadiah Nobel Perdamaian. Ia menerima hadiah bersama seorang dokter yang berjasa memulihkan perempuan akibat pemekorkosaan. Ia berasal dari Republik Demokratik Kongo, yaitu Denis Mukwage .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H