Hari ini, Kamis, 10 Oktober 2019 telah terjadi pergantian pucuk pimpinan di Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dari Letjen TNI (Purn) Rais Abin kepada Letjen TNI (Purn) Syaiful Sulun.
Letjen TNI Syaiful Sulun adalah seorang tokoh militer Indonesia. Semasa aktif dalam kemiliteran, Syaiful Sulun pernah memangku jabatan sebagai Pangdam Brawijaya pada tahun 1985-1987, menggantikan Pangdam sebelumnya, Mayjen TNI Soelarso yang menjabat pada tahun 1983-1985.
Letjan TNI (Purn) Rais Abin sudah mengatakan pergantian ini kepada saya, Selasa, 6 November 2018. Waktu itu, saya kembali berkunjung ke Dewan Pimpinan Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia (DPP LVRI). Sekitar pukul 13.00 saya diterima Ketua Umum LVRI Letnan Jenderal TNI (Purn) Rais Abin.
Banyak hal yang dikemukakan beliau kali ini. Sepertinya memang sebelum Kongres Nasional LVRI XI yang dilaksanakan tanggal 17-19 Oktober 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rais Abin sudah berniat mengundurkan diri, karena ia pernah mengemukakan hal itu. Tetapi kenapa, di Kongres XI tersebut kembali mau menjadi ketua umum?
Saya baru memahami, kenapa Rais Abin menerima jabatan Ketua Umum LVRI waktu Kongres XI tersebut, karena baru pertama kali diungkapkan alasannya kepada saya. "Bagaimana mungkin saya menolak kepercayaan anggota kongres, karena Anda mungkin tahu, bahwa dua calon terbaik saya yang ingin menggantikan posisi saya, dua-duanya meninggal dunia?," ujar Rais Abin kepada saya.
Rais Abin sejauh ini menganggap Mayor Jenderal TNI (Purn) Sukotjo Tjokroatmodjo dan Letnan Jenderal TNI (Purn) Arie Sudewo adalah orang pilihannya yang akan menggantikan dirinya. "Tetapi Anda tahu kan, keduanya meninggal dunia?," tanyanya. Memang benar, Sukotjo Tjokroatmodjo, angkatan '45, yang lahir pada 18 Desember 1927, meninggal dunia pada 16 Maret 2017. Sedangkan Arie Sudewo meninggal dunia 11 Juli 2017 jelang Kongres XI.
Oleh karena itu, menurut Rais Abin, ia tidak mempunyai pilihan lain selain mau menerima jabatan sebagai Ketua Umum, LVRI Periode 2017-2022. Namun demikian, tegas Rais Abin, ia akan mundur tahun 2019? Kenapa bisa, bukankah Kongres baru saja berlangsung tahun 2017. Sepertinya Rais Abin berkeinginan sekali menepati janji untuk menyerahkan jabatannya dari generasi yang diwakilinya, Veteran '45 (Veteran Pejuang) ke Veteran Pembela. Kalau demikian, siapa yang dicalonkannya?
Rais Abin menyatakan, bahwa penggantinya adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Syaiful Sulun yang sekarang menjadi Wakil Ketua Umum LVRI. Daerah kelahirannya sama dengan Rais Abin, yaitu Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Syaiful Sulun pernah menjadi Panglima Daerah Militer Brawijaya (1985-1987). Kasospol ABRI dan Wakil Ketua MPR-RI. Ketika ia pensiun menjadi Ketua Forum Komunikasi Purnawirawan TNI/Polri.
Kenarik untuk disimak, ialah ketika di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, dan ketika mengeluarkan Dekrit, waktu itu, Syaiful Sulun bertemu dengan Wakil Presiden Megawati untuk tidak bertanggung-jawab dengan dekrit itu. Itulah salah satu keberaniaan Syaiful Sulun.
Syaiful Sulun di berbagai ceramah, juga sangat konsisten terhadap kaji ulang perubahan UUD 1945. Ia termasuk anggota Forum Bersama Kaji Ulang Perubahan UUD 1945. Hal ini senafas dengan hasil eksternal LVRI 2017, bahwa LVRI menilai sistem demokrasi pasca perubahan UUD 1945di Indonesia terasa sangat liberal. Walaupun ada hal-hal positif, tetapi sistem tersebut belum berjalan dengan baik, karena belum sepenuhnya belum sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai yang diamanatkan Pembukaan UUD 1945.
LVRI dalam hal ini menegaskan pula tidak semata-mata tidak berkeinginan mengembalikan UUD 1945 itu seperti aslinya, akan tetapi dipandang perlu untuk melakukan kajian yang menyeluruh, mendalam dan berjangka panjang untuk memperbaiki yang kurang tepat dan melanjutkan hal-hal yang sudah berjalan baik.
Perubahan kepemimpinan di tubuh LVRI sama-sama ditunggu. Di akhir pembicaraannya, Rais Abin yang sudah memasuki usia 93 tahun ini mengungkapkan pertemuan LVRI dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelum Kongres LVRI XI, ada kesulitan menemui Presiden. Tetapi ujar Rais Abin, ia sedikit mengkritik Jokowi, karena sulit bertemu. Akhirnya, Rais Abin memperkenalkan dirinya yang pernah menjadi Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timur Tengah. Ternyata pernyataan Rais Abin ini sedikit menghentakkan Presiden. Setelah itu hubungan antara Presiden dan LVRI sangat cair. Demikian ujar Rais Abin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H