Di foto ini, Saddam Hussein yang kemudian menjadi Presiden Irak terlihat no 3, berdiri dari kanan, berkumis. Sedangkan Hosni Mubarak yang kelak menjadi Presiden Mesir, terlihat no 2 berdiri dari sebelah kiri.
Indonesia di tahun 1956 menyebut Pramuka dengan istilah Pandu Rakyat Indonesia, juga mengirim wakilnya ke Inggris, yaitu Soekari. Dari pernyataan beliau yang dikonfirmasi seorang Pramuka Indonesia, bahwa Soekari, yang pada waktu itu hadir di Inggris, mengakui bahwa kedua pramuka itu adalah Saddam Hussein dan Hosni Mubarak.
Pada akhir tahun 1958, sekitar awal 1959, Saddam Hussein ditahan selama enam bulan di Tahanan al-Sarray. Penjajah Inggris menuduh Saddam membunuh seorang pehabatnya di Tikrit. Ketika di dalam tahanan itu, Saddam bertemu dengan teman-teman satu partai. Setelah itu, karena terbukti tidak bersalah, ia dibebaskan dari tahanan.
Di antara peristiwa yang sangat menonjol dalam kehidupan Saddam Hussein adalah keberanian dan kegigihannya melawan rejim diktator Mayor Jenderal Abdul Kareem Qassim, di mana pada waktu itu Partai Komunis Irak memperoleh angin segar untuk tumbuh secara luas dan berpengaruh kuat di Irak. Pada tanggal 7 Oktober 1959 ketika dilancarkan serangan di Jalan al-Rasyeed, pusat ibu kota Baghdad, oleh sekelompok kawan, termasuk Saddam Hussein, sehingga ia terkena peluru.
Saddam Hussein kembali ke Tikrit dan singgah di Suriah selama tiga bulan, kemudian pergi ke Mesir. Jadi Mesir bukanlah hal asing buat Saddam, karena ia bertemu teman separtai di sana. Akhirnya pada 17 Juli 1968, satu kelompok militer menggulingkan pemerintahan Aref. Partai Ba'ath mulai berkuasa. Saddam diangkat jadi Wakil Presiden Irak, kemudian menjadi Presiden Irak.
Ia tewas dan digantikan Wakil Presiden Hosni Mubarak. Hosni Mubarak lahir di Kafr El Meselha, Al Monufiyah, 4 Mei 1928. Jadi kalau melihat foto tahun 1956 itu Hosni Mubarak masih menjadi dosen di Akademi Angkatan Udara Mesir. Hosnu Mubarak menjadi dosen dari tahun 1952-1959.
Juga kaitan dengan Mesir, peranan putera bangsa Indonesia Rais Abin, pun tidak bisa dihilangkan dalam sejarah. Waktu itu Rais Abin berpangkat mayor jenderal dipercaya menjadi Panglima Pasukan Perdamaian di Timur Tengah. Itu tahun 1976-1979. Tugas utama Rais Abin melihat kemungkinan Mesir dan Israel berkeinginan bersamai.
Ternyata berkat perantara Rais Abin, maka Mesir dan Israel berkeinginan berdamai. Berdasarkan laporan Rais Abin kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dr Kurt Waldheim, maka Amerika Serikat menindaklanjuti perundingan perdamaian antara Mesir dengan Israel di Camp David, Amerika Serikat. Oleh karena itu, peranan Indonesia begitu penting dalam upaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah.