Jum'at, 6 Juli 2018, saya diundang putera bungsu almarhum Burhanudin Mohamad (B.M) Diah, Nurman Diah untuk bertemu dengan putera kedua almarhum Prof.Mr. Soediman Kartohadiprodjo, yaitu Harjono Kartohadiprodjo (sebagaimana foto di atas, ia duduk di tengah, di antara saya/kiri dan Nurman Diah/kanan).
Tidak sulit mengingat kembali nama Soediman Kartohadiprodjo, karena sekitar tahun 1996, setiap mahasiswa/mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) yang ingin belajar atau meminjam buku, mau tidak mau bersinggungan dengan nama beliau. Memang pada 28 Oktober 1996, Dekan FHUI waktu itu, R.M.Girindro Pringgodigdo meresmikan Perpustakaan FHUI yang menggunakan nama Soediman Kartohadiprodjo.
Peristiwa ini sudah tentu, sekaligus memperingati Dies Natalis FHUI ke-94 dan sekaligus Peringatan Sumpah Pemuda ke-90, yang waktunya bersamaan pada hari Minggu, 28 Oktober 2018. Bahkan pribadi Soediman Kartohadiprodjo bisa mewakili dua peristiwa penting itu, karena aktif juga sebagai mahasiswa STOVIA yang gedungnya masih berdiri sebagai Museum Kebangkitan Nasional.
Baru-baru ini pula, tepatnya setahun yang lalu, Selasa, 7 Maret 2017, Dekan FHUI ketika itu, Prof.Dr. Topo Santoso, S.H, M.H, di ruang Purnadi Purbacaraka FHUI, Depok, menerima patung Soediman Kartohadiprodjo dari pihak keluarga. Pihak keluarga yang terdiri dari, di antaranya putera almarhum, yaitu Achmad Suhardi Kartohadiprodjo, Harjono Kartohadiprodjo, Bambang Utoyo Kartohadiprodjo, Budiono Karohadiprodho, ikut mewakili keluarga besar almarhum Prof. Mr. Soediman Kartohadiprodjo.
Sewaktu kuliah, Soediman aktif di Trukoro Dharmo, Jong Java, Indonesia Muda, dan ikut Sumpah Pemuda 1928. Ia pernah bekerja di Pengadilan Garut, Semarang dan Jakarta. Meskipun nantinya, ia bekerja di sebagai pembantu Ketua Kejaksaan Agung, Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI sebagai sekretaris menteri, tetapi tetap duduk dalam pimpinan Perguruan Tinggi Darurat RI di Jakarta.
Setelah Perguruan Tinggi Hukum terintegrasi ke FHUI, Soediman tetap mengajar dan menjadi Sekretaris Dekan FHUI. Ketika itu yang menjadi Dekan FHUI, Mr. Djokosutono. Pada 1951, ia menjadi guru besar luar biasa. Sejak 1951-1958, ia menjadi guru besar biasa di FHUI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H