Inilah foto yang saya ambil dari Twitter negara Iran hari ini, yang menunjukkan foto terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sepertinya Iran sudah mengantisipasi, berkemunkinan besar Iran akan mengalami nasib yang sama dengan Irak dan Suriah. Jika tidak, tidak mungkin pemerintah Iran memunculkan kedua pemimpin yang menjadi musuh utama Iran tersebut.
Irak sudah hancur lebur dengan invasi yang dikomandani AS dan sekutunya. Bahkan berhasil menangkap pemimpin sah negara 1001 malam itu, Saddam Hussein dan pada akhirnya pemerintah Irak dukungan AS menggantung presiden sah negara itu, Saddam Hussein.
Selalu yang dikipas-kipas adalah pihak oposisi. Itu sudah kebiasaan AS yang jika ingin menggulingkan sebuah pemerintahan di suatu negara, maka pihak oposisi di dalam negara itu yang harus didukung.
Ternyata operasi AS di Suriah untuk menggulingkan pemerintahan yang sah gagal. Rusia, yang sudah bangkit lalu turun tangan dan membantu pemerintahan Basyar al-Assad. Jika ada yang bertanya bukankah masuknya AS ke Suriah hanya ingin menghancurkan gerilyawan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) ? Menurut saya, itu bukan sasaran utama.
Apalagi bukankah berdasarkan kampanye Donald Trump sewaktu kampanye akan menjadi presiden bahwa Presiden AS Obama yang menciptakan ISIS? Jadi sasaran utama menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.
Tentang Iran, meski sudah lama AS dan Israel akan menggulingkan pemerintahan Iran, tidaklah mudah. Iran sekarang sudah begitu maju di bidang persenjataan, dan bahkan mampu membuat nuklir. Di samping sudah tentu Rusia sudah sepakat membantu Iran.
Terbentuknya Negara Republik Islam Iran didahului dengan sebuah revolusi yang berhasil menggulingkan dinasti Syah (Shah) Reza Pahlevi, sekaligus mengakhiri pemerintahan monarkhi yang berdiri sejak tahun 1906. Penggagas Revolusi Islam waktu itu adalah seorang tua yang berusia 80 an, Imam Khomeini.
Dengan raut wajah yang tenang, sempurna dan penuh kedamaian itu pulanglah ia ke negerinya, Iran dari Paris. Ketika pesawat berputar-putar di atasan landasan udara, hanya sang Imamlah yang nampaknya tenang, padahal pasukan Mohamad Reza Pahlevi telah bersiap siaga di landasan.
Oleh karena itu kalau kita berbicara tentang Iran, maka peranan Imam Khomeini sangat besar dalam mewujudkan Negara Republik Islam Iran. Meski ada tanda-tanda AS dan Israel akan menyerang Iran, dan terjadi, maka perang menentukan untuk AS dan Israel bukan di Irak atau di Suriah, tetapi di Iran.
Betul-betul beranikah kedua negara itu melakukannya untuk mengalihkan perhatian dunia internasional tentang masalah jumlah negara yang mendukung kemerdekaan Palestina di PBB?