Mobil yang berisi empat orang itu, sudah tentu termasuk saya, pada hari Sabtu, 20 September 2014 keluar dari Kedubes Indonesia dengan diantar ke depan Kedubes Indonesia oleh Dubes Safzen Noerdin dan staf. Kami menuju sebuah masjid bersejarah ummat Islam, yaitu masjid di mana sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus menantu beliau yaitu Ali ra berkantor di samping masjid dan juga tewas ketika beliau sedang shalat subuh, juga di masjid itu.
Masjid Al-Kufa (Al-Kufah) terletak di Kufa, Irak adalah perjalanan berkesan saya selama di Irak. Sebuah masjid yang dibangun Abad VII yang luasnya 11.000 persegi. Luas masjid ini semakin bertambah, karena ketika saya ke sana, masjid ini terus dibangun. Kufa atau Kufah merupakan sebuah kota di Irak. Jaraknya 170 km di sebelah selatan kota Baghdad.
Sudah dapat dibayangkan memasuki masjid itu, saya sangat kagum. Masjid itu terawat dengan baik, bersih dan berlapis cahaya lampu. Kami diajak berkeliling oleh pengurus masjid. Saya berdoa dan shalat di masjid tersebut.
Setelah menginap semalam di Kufa, karena kami sudah begitu malam untuk melanjutkan perjalanan, besoknya hari Minggu, 21 September 2014, kami melanjutkan perjalanan ke Karbala, sekarang berbentuk banyak bangunan dan dahulu sebuah padang pasir yang luas yang disebut Padang Karbala. Di sana kami melihat berbagai makam para pahlawan Islam. Muncul pertanyaan saya, di manakah makam Hussein, anak Ali ra yang juga cucu Rasulullah?
Seseorang penjaga di sana mengatakan, makam Hussein sengaja disembunyikan ketika wafatnya, karena takut mayatnya pun digali oleh musuh. Hussein tewas di medan pertempuran, karena kekuatan lawan lebih banyak. Lehernya ditebas oleh pedang musuh dan kepala beliau ditendang ke sana ke mari oleh kaki kuda musuh. Saya sempat meneteskan air mata mendengar uraian penjaga makam dan selalu berdoa.
Kemudian kami pulang. Di tengah perjalanan, kami mampir di makam Nabi Ayub as, nabi yang dikenal kesabarannya dan sangat taat menjalankan ibadah.
Besoknya, tanggal 22 September di Kedubes Indonesia di Baghdad, saya merenungi perjalanan saya dan bersyukur, karena diizinkan Allah SWT berkunjung ke tempat bersejarah ummat Islam. Lebih jauh dari itu, saya bersyukur diberi panjang umur, karena pada tanggal 22 September adalah hari kelahiran saya.Di dalam kamar Kedubes itulah saya merenung dan berdoa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H