Buku "Bunga Rampai Perjuangan & Pengorbanan," Jilid II, yang diterbitkan Markas Besar Legiun Veteran RI (LVRI), saya temukan menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2017.
Buku itu merupakan cetakan kedua, diterbitkan pada tahun 2000. Mata saya tertuju ke halaman 12 tentang riwayat hidup Abdul Latief Hendraningrat. Di sini tertulis, ia adalah penanggung jawab keamanan upacara Proklamasi Kemerdekaan RI, pengibar bendera Sang Merah Putih untuk pertama kalinya secara resmi berkibar di bumi Indonesia Merdeka.
Kemudian di halaman 17, Abdul Latief menulis, bahwa ketika upacara pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih dimulai, ia melihat baki dengan bendera (yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati) disodorkan pada dirinya. Tidak ada orang yang ditugaskan untuk mengerek bendera.
Abdul Latief Hendraningrat mengaku tidak ada persiapan untuk itu. Juga tidak seorang pun berpikir sampai kesitu. Tanpa ragu-ragu, Abdul Latief mengaku, ia menerima bendera itu dan dengan bantuan seorang pemuda bercelana pendek yang kemudian diketahui bernama Suhud, ia mengikatkan pada tali yang kasar dan mengerek atau mengibarkannya di sebuah tiang bambu yang sederhana dan bersamaan itu nyanyian Indonesia Raya oleh para hadirin mengiringi berkibarnya bendera tersebut.
Itulah pengakuan Abdul Latief Hendraningrat di dalam buku yang saya sebutkan di atas. Saya berkesimpulan, pada tanggal 17 Agustus 2017 ini, saya memperoleh informasi istimewa secara langsung dari sumber buku yang saya sebutkan.
Berarti, saya sudah mulai meyakini bahwa Abdul Latief Hendraningrat dan Suhud adalah pengibar bendera Sang Saka Merah Putih pada 17 Agustus 1945. Seandainya saya tidak memperoleh buku ini? Saya akan tetap netral.
Berikutnya seorang teman saya sewaktu di SMA Negeri Blora, Jawa Tengah, Suwito Hadiatmodjo pada tanggal 3 Oktober 2011 mengirimkan buku tulisan Baskara T Wardaya berjudul "Mencari Supriyadi." Buku ini juga mengatakan Supriyadi yang mengibarkan bendera pusaka tanggal 17 Agustus 1945 itu.
Pilihan saya kepada Abdul Latief Hendraningrat yang bukunya telah diluncurkan pada 15 Oktober 2011 di Gedung Joang '45, Jalan Menteng Raya 31, Jakarta di mana saya menjadi moderatornya dan JJ Rizal serta Rushdy Hoesein sebagai pembicaranya, waktu itu saya masih netral.
Bagaimanapun suatu ketika saya akan dikritik, tetapi itulah sejarah. Selama bukti otentik lain belum diajukan, maka yang berlaku adalah bukti otentik yang saya temukan bahwa Abdul Latief Hendraningrat dan Suhud adalah pengibar bendera Sang Merah Putih Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.