[caption caption="Komentar saya di Majalah Biografi Politik, Juni 2009 (Foto Arsip)"][/caption]
Akhir-akhir ini nama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menjadi bahan perbincangan, karena dianggap memunculkan nama Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta baru-baru ini. Ternyata saran JK kepada partai pendukungnya Gerindra dan partai PKS diterima baik dan jadilah ia bersama Sandi sebagai wakil memenangkan Pilgub DKI Jakarta.
Sebagai seorang yang berpengalaman di bidang politik, sudah tentu tidak ada yang aneh di dalam politik. Meski Presiden RI Joko Widodo yang didukung PDI P mendukung Ahok, di dalam politik menurut saya, tidak ada ketentuan baku bahwa tentang suatu pilihan, selain kerja sama dalam tugas, pilihan bisa berbeda-beda.Apalagi jika kita mengacu kepada adagium politik, bahwa di dalam politik tidak ada teman atau musuh yang abadi. Yang abadi itu adalah kepentingan.
Ketika menteri di bawah Presiden Megawati yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditanya presidennya, apa akan mencalonkan jadi Presiden RI, SBY menyanggahnya. Di sini sangat jelas SBY tidak mungkin mengatakan secara jujur kepada presidennya waktu itu.Ternyata SBY kemudian berhasil menjadi Presiden RI.
Kembali ke masalah JK. Memang benar sekali, ia berpengalaman dalam politik. Ia sosok yang kaya akan pengalaman.Sewaktu muda aktif sebagai tokoh pergerakan mahasiswa.
Pernah menjadi Capres berpasangan dengan Jenderal Wiranto tetapi kalah.Ia hanya menjadi Wakil Presiden RI tahun 2001-2004 dan 2004-2009. Dua periode itu di masa Presiden SBY. Pada waktu Pilpres 2009 inilah JK mencoba berpasangan dengan Wiranto.
Pada waktu inilah, tulisan saya di atas muncul.Saya mengkritisi JK untuk tetap memilih kepentingan negara dari kepentingan partai (Partai Golkar) yang dianggap berhasil.
Di dalam tulisan itu, saya nengutip adagium dalam kehidupan bernegara di mana "Kesetiaan kepada partai (dalam hal ini Partai Golkar) berakhir, ketika kesetiaan kepada negara (menjadi presiden dan wakil presiden) bermula."
Selanjutnya di masa Joko Widodo, Presiden RI, Jusuf Kalla dupercaya menjadi Wakil Presiden RI. Saat-saat ia akan nengakhiri, ia menurut saya sudah berpikir sebagai seorang negarawan. Kembali saya ingin melihat ke belakang perjalanan kariernya sebagai politikus dan negarawan.
JK lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada tanggal 15 Mei 1942, baru saja berulang tahun.Sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri.Tahun 1968, JK menjadi CEO dari NV Hadji Kalla.
Pengalaman organisasi kemahasiswaan JK antara lain, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966.Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, dan Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) tahun 1967-1969.