[caption caption="Buku 99 Tahun Herawati Diah (Arsip)"][/caption]
[caption caption="Makam Ibu Herawati dan suaminya (Foto CNN Indonesia)"]
Pada hari Rabu, 12 Oktober 2016, saya diundang Ibu Dewi Asiah Rais Abin berkunjung ke rumahnya.Seperti biasanya, ibu Dewi di usianya menjelang 84 tahun selalu ceria dan tersenyum berbincang-bincang dengan saya.Ibu Dewi pernah menjadi wartawan surat kabar "Api Pancasila," dan "Pedoman," pimpinan Pak Rosihan Anwar.
Ibu Dewi adalah istri Pak Rais Abin yang baru saja menggelar ulang tahunnya ke-90 tahun baru-baru ini.Pak Rais sekarang menjabat Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Jabatan itu telah diembannya selama dua perode.Melihat kesehatannya yang selalu prima, boleh jadi bisa saja terpilih untuk periode ke-3. Hal ini biasa terjadi jika melihat rekam jejak para Ketua Umum LVRI sebelumnya. Sebelum menjabat Ketua Umum LVRI, Pak Rais adalah Panglima Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah tahun 1976-1979. Juga Pak Rais adalah mantan Duta Besar Indonesia di Malaysia dan Singapura.
Pak Rais juga hadir kemudian ketika saya berbincang-bincang mengenai Ibu Herawati Diah. Pak Rais di dalam tulisan saya di buku "99 Tahun Herawati Diah," juga mengenal ibu Herawati Diah. Ia sering mengantar isterinya, ibu Dewi jika akan bertemu ibu Herawati berkumpul bersama sesama teman perempuannya, termasuk ibu Dewi Asiah Rais Abin. Ibu Herawati Diah yang santun itu telah tiada.Dimakamkan di samping suaminya BM Diah sebagaimana terlihat di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang lebih dulu meninggal dunia.
Ibu Herawati Diah telah tiada.Baru saja meninggalkan kita.Berjuta kenangan muncul dari berbagai pihak, tidak terkecuali kami yang dulu berkantor di harian "Merdeka," Jalan AM Sangaji 11 Jakarta. Bahkan untuk mengenang perjuangan kami sebagai awak pers di media tersebut, kami membentuk tim wartawan "Merdeka" Sangaji 11. Tim inilah yang kemudian menerbitkan buku "99 Tahun Herawati Diah Pejuang Pers Indonesia. Tak terbayangkan bagaimana kerja keras tim untuk mewujudkan buku tersebut yang Alhamdulillah terwujud.
Pada saat peluncuran buku di Perpustakaan MPR RI, Ibu Herawati Diah dengan berkursi roda berkenan hadir bersama puteranya Nurman Diah.Kami senang karena kerja keras kami menulis buku dibaca oleh Ibu Herawati Diah. Apalah arti menulis buku jika tak sempat dibaca oleh yang bersangkutan.
[caption caption="Ibu Rais Abin dan Pak Rais Abin (Foto Evi)"]
Foto di atas ini terlihat ibu Dewi Asiah Rais Abin (sebelah kiri) dan Pak Rais Abin (berkopiah hitam) di usia masing-masing telah lanjut. Khusus untuk Pak Rais Abin yang masih kelihatan bugar, menurut says karena menjaga makanan.Jika melihat cara makan dan apa yang dimakan, datanglah ke kantor beliau saat-saat makan siang. Biasanya pasti ada ubi kayu di meja beliau.Di rumah ibu Rais itu juga saya dihadiahkan sebuah buku berjudul "Perjumpaan Selewat," di mana salah satu babnya berbicara tentang ibu Herawati Diah.
[caption caption="Buku Ibu Dewi tentang Ibu Herawati Diah (Foto Dasman Djamaluddin)"]
Di dalam buku itu, ibu Dewi Asiah Rais Abin menyatakan ingin sekali mengikuti jejak ibu Herawati Diah. Bahkan ingin bersekolah ke luar negeri sebagaimana ibu Herawati Diah. Namun Tuhan mentakdirkan lain. Sewaktu akan belajar ke Prancis dengan Sorbonne sebagai tujuannya, ia memilih menikah. Sebaliknya ibu Herawati Diah dikenal sebagai perempuan pertama Indonesia bertitel sarjana. Ia lulus dari Columbia University, Amerika Serikat.
Rasa gembira ibu Dewi terlihat saat ia menjadi wartawan "Api Pancasila," yang berhasil mewawancarai ibu Herawati Diah. "Saya sesungguhnya mulai aktif di bidang kewartawanan di tahun 1945," ujar ibu Herawati Diah kepada wartawan ibu Dewi. Memang sebagaimana kita ketahui, harian "Merdeka" lahir pada 1 Oktober 1945.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H