Mohon tunggu...
Daryani El Tersanaei
Daryani El Tersanaei Mohon Tunggu... Dosen - Pencinta Ilmu dan Kebijaksanaan

Direktur Eksekutif Parameter Nusantara (PARA). Pengajar di FISIP IISIP Jakarta dan beberapa PTS lain di Ibu Kota. Mantan Ketua Umum ISKC (Ikatan Santri Se-eks Karesidenan Cirebon) Pon.Pest. Bahrul 'Ulum Tambakberas, Jombang periode 1994-1995, Ketua Presidium SOMASI (Solidaritas Mahasiswa Seluruh Indramayu) periode 1999-2000, Ketua Umum FKPM/KPM (Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa/Keluarga Pelajar dan Mahasiswa) Jawa Barat-D.I. Yogyakarta periode 2000-2002. Ketua PC ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul 'Ulama) Kabupaten Indramayu masa khidmat 2013-2017.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

IKABU Jabar-Banten: Rumah Bersama Alumni Santri Mbah Wahab Chasbullah

31 Oktober 2021   22:51 Diperbarui: 31 Oktober 2021   23:27 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sabtu 16 Oktober 2021, bertempat di hotel Santika Kota Cirebon, dilangsungkan acara pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Bahrul 'Ulum cabang  Jawa Barat-Banten (IKABU Jabar-Banten) masa bakti 2021 -- 2026 Pondok Pesantren Bahrul 'Ulum Tambakberas Jombang oleh Ketua Umum IKABU Pusat, Drs. KH. Taufiq  Abdul Djalil, M.M.  (Gus Taufiq). 

Prosesi acara pelantikan yang sedianya dimulai pukul 13.00 tersebut mengalami keterlambatan. Acara baru dimulai pukul 13.55 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB. Rangkaian acaranya terdiri dari Pembukaan, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an dan Saritilawah oleh Nur Aeni (Qori'ah Cirebon), Pembacaan Tawasul dipimpin  Ust. H.  Yon Priyono (Panembahan, Cirebon), menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu karangan KH. Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab, Ya Lal Wathon, dipandu oleh Muspi'ah, penampilan Tari Topeng   yang dibawakan oleh penari cilik Adefa (Pawidean, Indramayu) dan temannya  dari Sanggar Seni Tari Topeng Mimi Rasinah Pekandangan-Indramayu. 

 Sambutan Ketua Panitia oleh Ibas (Ide Bagus Arief Setiawan). Pembacaan susunan Pengurus yang akan dilantik oleh H. Nadisa Astawi, Lc.,M.Sh.,  dilanjutkan dengan pelantikan dan pembacaan ikrar/janji pengurus IKABU Jabar-Banten oleh Gus Taufiq diikuti oleh seluruh pengurus yang dilantik.  Kemudian,  para masyayikh Tambakberas yang hadir memberikan ucapan selamat, dilanjutkan dengan sesi foto bersama.  

Lazimnya usai dilantik, Ketua Umum IKABU Jabar-Banten, Ulwiyah Wahid, S.Ag. atau akrab dipanggil Mba Ul memberikan sambutannya. Disambung dengan sambutan Ketua Umum IKABU Pusat (Gus Taufiq), sambutan Ketua  Umum Yayasan PPBU (KH. M. Wafiyul Ahdi, SH., M.Pd.I atau Gus Wafi), sambutan bupati Cirebon yang dibacakan oleh Kabag Kesra Setda Kabupaten Cirebon, Dr. Mashuri, M.Pd., tausiyah oleh Abah Hasan (KH. Achmad Hasan, M.Pd.I), dan doa oleh Abah Salman (KH. Salman Al Farizi, Lc.). Lalu dipungkasi dengan sesi foto bersama alumni putra dan putri yang hadir dengan para masyayikh Tambakberas.

Terkait dengan berdirinya IKABU Jabar-Banten dan rangkaian prosesi pelantikan tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang penting. Pertama, Ketua Umum terpilih dari perempuan. Hal ini merupakan hal luar biasa bagi lingkungan IKABU. Abah Hasan dan Gus Taufiq dalam tausiyah dan sambutannya menyinggung hal ini sebagai hal baru kali pertama terjadi di lingkungan IKABU. IKABU Jabar-Banten merupakan satu-satunya cabang IKABU yang ketuanya perempuan. 

Gus Taufiq menyatakan bahwa fenomena ketua IKABU Jabar-Banten telah memberikan inspirasi bagi lingkungan IKABU bahwa sangat dimungkinkan ketua IKABU pusat juga nantinya bisa dari perempuan. Abah Hasan dawuh: " ini mungkin merupakan bagian dari ekspresi emansipasi wanita (perempuan)". 

Sebagai orang yang mengusulkan perlunya strategi  semacam affirmative action untuk mendorong emansipasi perempuan dalam kepemimpinan di komunitas santri Bahrul 'Ulum Tambakberas, penulis 'mengamini' apa yang disampaikan Abah Hasan. Penulis menyadari sebagai hal baru, lumrah bila ada pro dan kontra. Saat gagasan semacam affirmative action tersebut penulis lontarkan via WAG IKABU WIL  JABAR BANTEN pada 4 April 2021, terdapat beberapa suara yang tidak menyetujuinya. Ada yang dinyatakan tersirat maupun tersurat (terang-terangan) dengan mengirim pesan 'japri' ke WA penulis. 

Mereka menyatakan keberatan kalau ketuanya perempuan karena dianggap tidak mampu. Akan tetapi, yang senada dengan gagasan penulis tentang strategi semacam affirmative action jauh lebih banyak. Apalagi figur yang diajukan, Mba Ul, dipandang sangat senior dan mampu berkomunikasi secara baik dengan alumni yang lebih senior maupun junior, juga dengan pondok (Tambakberas) seperti yang dinyatakan Dr.  Asep Shodiqin Maulana ('WAG', 4 April 2021).   Ia dipandang bisa berperan sebagai jembatan komunikasi antar generasi alumni. Selain itu, dalam konteks ikatan "ketambakberasan", selain adiknya (Atun Muchayatun), semua putra-putri Mba Ul---3 orang---'dipondokkan' di Tambakberas.  Ini merupakan nilai plus komparatif dibanding banyak alumni lain.  

Kedua, mandiri dalam pembiayaan. Dalam sambutannya, Mba Ul mengatakan bahwa untuk membiayai acara pelantikan, dikumpulkan dana secara mandiri dari anggota, tanpa mengajukan proposal bantuan pada pihak luar. Alhamdulillah terkumpul lebih dari 53 juta. Tercatat  126 anggota yang menyumbang. Ini merupakan satu prestasi. Tim bendahara yang dipimpin Mba Kholishoh patut diapresiasi. 

Tiap saat dana yang masuk dari para penyumbang dilaporkan via WA Group. Nama dan besaran sumbangnnya dicantumkan. Terdapat transparansi pemasukan dalam hal ini. Menurut  penulis, tinggal dilengkapi dengan transparansi pengeluaran atau penggunaan dana. Dengan begitu akuntabilitas terwujud. Tradisi akuntabilitas harus mengakar dalam pengelolaan organisasi IKABU Jabar-Banten. Kepengurusan yang menjunjung akuntabilitas akan melahirkan trust yang kuat pada seluruh anggota.   

Kemandirian pembiayaan dalam organisasi merupakan nilai penting. Organisasi yang mampu membiayai dirinya sendiri (self-financing), tidak bergantung pada pihak luar, akan bermartabat. Tidak mudah disetir pihak luar. Mampu independen dalam bersikap. Bisa membangun kohesifitas anggota.  Akhirnya, prinsip self-organizing pun bisa terwujud secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun