Untuk UNBK SMA yang baru saja selesai, penulis kebetulan menjadi pengawas di salah satu SMA yang menerapkan dua shift UNBK. Shift pagi untuk jurusan IPS, dan sift siang untuk jurusan IPA.
Informasi yang penulis dapatkan, peserta didik IPS mengeluh kesulitan mengerjakan soal matematika. Alasan di antaranya adalah tidak sesuai kisi (tentu kita tidak dapat menelusuri), sedangkan menurut pengamatan penulis langsung dari meja pengawas pada saat ujian matematika IPS, dari gestur, ekspresi dan dari oret otetan di kertas buram yang mereka gunakan dan dikumpulkan kembali, nampaknya peserta ujian sangat enjoy dan tidak mengalami kesulitan.
Dari uraian di atas, bahwa sesungguhnya keluhan kesulitan pada matematika UNBK dengan alasan masuknya soal HOTS tentu kurang beralasan. Yang kedua, sebagaimana penulis alami, ternyata "kesulitan" mengerjakan matematika UNBK bersifat relatif tergantung kemampuan siswa itu sendiri, di mana untuk menghadapi UNBK matematika fokus pada kisi-kisi UNBK sangat perlu dilatih selain saat di sekolah juga secara mandiri dan kelompok.
Biasanya guru selain telah memberikan sesuai porsinya, masih ditambah apa yang disebut sebagai "program klinik". Walau demikian, pada peserta didik tertentu, meskipun telah fokus dan dilatih, tetap saja akan mengeluh kesulitan bahkan dengan klaim tidak sesuai kisi.Â
Bagi kelompok ini terdapat distorsi terkait dengan pengertian "sesuai kisi", bagi mereka yang disebut sebagai sesuai kisi tentu saja soal-soal yang persis saat belajar maupun saat UNBK.
Walau demikian penulis menilai, untuk perbaikan ke depan, maka program-program yang terkait dengan UNBK betul-betul harus ditata secara rapi. Penulis mengusulkan, program try out harus ditata agar hasilnya dapat digunakan sebagai program perbaikan.Â
Try out pertama pertengahan Januari, sehingga awal Februari hasil analisis sudah tersedia untuk dijadikan pijakan program perbaikan, selama bulan Februari. Pada pertengahan Februari dilakukan try out untuk melihat ada tidaknya perbaikan dari try out pertama dan untuk dijadikan pijakan sebagai program pemantapan hingga pertengahan Maret. Di mana diselenggarakan program try out ketiga berupa Gladi Resik UNBK, sebelum USBN dilaksakan.
Untuk DKI Jakarta, tahun ini, sangat disayanagkan try out dari provinsi dilaksanakan justru selepas USBN, sehingga penulis yakin para guru, sangat kurang waktu untuk menindak lanjuti hasil try out DKI tersebut. Bagaimana pun juga, untuk mendapatkan hasil lebih baik, maka segala perbaikan perlu dilaksanakan, termasuk peran orang tua dalam mengionyrol belajar dan persiapan putra-putrinya untuk menghadapi UNBK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H