Tak mungkin kubandingkan wajahku dengan Nabi Yusuf
Dan ucapanku kubandingkan dengan kemerduan Nabi dawud
Apalagi kekuasaanku, belum seberapapun dari kekuasaan Sulaiman
Tapi aku bersyukur, caraku mencari Tuhan mengikuti Milah Ibrahim
Yang hanif, tunduk pada aturan dan terus berfikir tentang gerak alam
Dan cara bergaul dengan sesama, aku terus belajar dari Sang Nabi Pungkasan
Yang harist, melindungi dan mengasihi semua manujsia sekelilingnya
Lisanku hanyalah lisan Nabi Musa
Yang perlu bantuan Sang Harun untuk menghadapi Firaun
Karena bara kehidupan tlah membuatku rendah dir
Untuk bermujadalah dengan argumentasi yang mumpuni
Juga tanganku laksana tongkat Musa
Dimana dapat kuraih buah-buahan dari pohonnya
Dan kusingkirkan segala penghalang rihlah hidupku
Kusuguhkan hidangan dan buah-buah lezat rangkaian kalimat
Yang kususun daari tanganku, ibarat Nabi Musa punya Tongkat
Untuk berhikmad membangun umat, menjadi dai berjuta pembaca
Ku tebar ular --ular binal di mimbar jejaring milenial
Untuk melumat kalimat kalimat sesat yang ditabur p[ara penghianat
Yang menyaru dengan jubah malaikat atau terang-terangan menjelma Iblis laknat
.Dengan milah Ibrahim saya telah belajar siasat
Bagaimana hancurkan berhala berhala
Dan bagaimana menjadikan sang pimpinan pesakitan
Aku tak kan pegang kampak
Karena ketajaman senjataku ada di otak !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H