Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Mikroplastik Menambah Bukti Hipotesa Darwono

19 Maret 2018   14:49 Diperbarui: 19 Maret 2018   15:06 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah dampak pencemaran kembali mengemuka di tengah masyarakat kita setelah ditemukannya "butiran butiran" ukuran kecil dari plastik yang terurai yang dikenal dengan mikroplastik. Temuan mikroplastik dalam berbagai organisme yang dapat berlabuh ke tubuh manusia melalui rantai makanan dapat menjadi salah satu penguat "Teori Kehancuran Alam Raya Melalui Perspektif Biologi" , The Destruction of Universe Through Biologycal Perspective" yang telah penulis sampaikan sejak 12 tahun lalu.

Teori itu dilandasi oleh hipotesa terbentuknya "Giant Mutation Tube" , yakni terbentuknya atmosfir sebagai tabung mutasi raksasa akibat teremisinya berbagai polutans hasil aktivitas manusia ke atmosfir yang kemudian muncul green house effect, black hole, dan munculnya berbagai mutan yangmembahayakan kehidupan.

Fenomena Bleck Hole, lubang ozon, dimana ozon terurai akhibat ion-ion klorida hasil emisi CFC dari freon yang banyak digunakan dalam Air Condition (AC), adalah ancaman serius secara biologis sebab, melimpahnya sinar ultra violet ke atmisfir merupakan mutagent yang sangat dahsyat.

Sinar ultra violet ternyata juga berperan dalam pembentukan mikroplastik yang keberadaannya telah ditemukan pada organisme-organisme laut. Mikroplastik sendiri adalah partikel yang berasal dari luruhan plastik dan masuk ke lingkungan, khususnya perairan, akibat adanya sinar ultraviolet, arus, panas, dan bakteri. Hal itu membutuhkan proses lama, tergantung jenis polimernya, bisa 2 atau 10 tahun, bahkan lebih.

Sumber mikroplastik bukan hanya plastik berukuran besar. Justru sumber utamanya adalah partikel yang berasal dari pembersih muka, sabun, lulur mandi, atau pasta gigi. Sumber lainnya adalah debu ban, cat, dan serat sintetis dari tekstil yang tersebar lewat proses pencucian. Sangat nampak bahwa "ulah tangan manjusia" yang merupakan awal munculnya kehancran alam raya itu sendiri.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam "teori asal-usul kehidupan" dari teori evolusi, manusia menempati kedudukan sebagai puncak evolusi alam raya, dimana pada ahirnya manusia sebagai pengelaola (khalifah), maka pada "teori kehancuran alam Raya melalui perspektif biologi manusia adalah "inisiasi", atau start agent dari kehancuran alam raya itu sendiri. Hal ini dilandasi oleh keyakinan akan firman Allah SWT dalam al quran "

Artinya : "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), "Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Q.S. Ar Rum (30) : 41-42

Mikroplastik dapat dikatakan sebagai salah satu faktor kehancuran alam raya dalam persp[ectif biolog hal ini terkait dengan fakta tentang keberadaan mikroplastik ini sangat mencengangkan, Sebanyak 159 sampel tersebut berasal dari delapan wilayah di lima benua. Termasuk Indonesia yaitu Jabodetabek, Indonesia (21) sampel air keran yang diambil dari lima negara tersebut, 83 persen di antaranya mengandung partikel serat plastik mikroskopis (mikroplastik) Dari 21 sampel yang berasal dari Iindonesia (per sampel rata-rata 500 mililiter) yang diambil, 76 persen di antaranya terkontaminasi mikroplastik.

Artinya, ada 1,9 mikroplastik pada tiap 500 mililiter air keran maupun air tanah. Sebagian besar responden yang diambil airnya sebagai sampel menyatakan air tersebut digunakan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, serta memandikan hewan peliharaan.

Menyangkut ukuran mikroplastik yang ditemukan , ternyata 99,7 persen berukuran 0,1-5 milimeter. Itu berarti ukurannya bisa lebih kecil ketimbang kutu rambut (Pulex irritans) atau plankton Sagitta setosa, yang tidak bakal kelihatan dengan mata telanjang. 

Sementara itu, Mary Kosuth, peneliti kesehatan lingkungan dari University of Minnesota, dalam studi berjudul "Synthetic Polymer Contamination in Global Drinking Water: Preliminary Report" menyatakan bahwa jumlah rata-rata per liternya mencapai 57 partikel atau sekitar 4,34 partikel per sampel air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun