Menghidupkan kembali operasional becak di Jakarta, penulis yakin bukan sebuah kebijakan yang lahir tanpa alasan. Berbeda dengan mereka yang mengkritik, yang mngkin tahunya daerah halus mulus tanpa hambatan, Gubernur Anies tentu sudah blusukan untuk melahairkan kebijakan itu.Â
Sebagaimana keinginan gubernur Anoes yang akan kembali menghidupkan operasi becak di kampung-kampung, penulis memang melihat ada kebutuhan angkutan husus di daerah perkampungan yang perlu dipenuhi oleh kehadiran becak. Perkampungan Jakarta yang biasanya pada dan penuh anak bermain, sangat tidak nyaman untuk angkutan kendaraan bermotor, termasuk untuk angkutan barangnya.
KIta dapat melihat upaya untuk menjaga keamanan di perkampungan dan perumahan dari bahaya kendaraan bermotor dengan memasang "polisi tidur"Â
Upaya ini disatu sisi dapat menghambat laju kendaraan bermotor, disisi lain memancing deru suara bermotor yang, disertai kepulan asap dari knalpotnya. Mekanisme ini jelas dilihat dari perspektik ekologis akan menaambah emisi gas hasil pembakaran yang tidak sepenuhnya berasal dari pembakaran bahan bakar sempurna.Â
Mekanisme ini selain memperbanyak emisi paltikulat (bisa lgoma berat sejenis Pb, yang berwarna hitam), juka karbon dioksid yang mengancam global warming dan lebih membahayakan dari hal itu adalah emisi CO (karbon monoksida) dari deru kendaraan bermotor di perkampungan dan perumahan dengan barisan polisi tidur. Sebagaimana kita ketahui, afinitas CO kurang lebih 50 kali dibanding oksige terhadap Hb sehingga peningkatan emisi CO dari deru kendaran bermotor sangan membahayakan bagi kesehatan masyarakat kampung. atau perumahan.
Dengan demikian paling tidak ada dua nilai plus dengan dioperasikannya kembali becak di daerah perkampungan dan perumahan secara ekologis akan membantu mengurangi emisi polutan dari kendaraan bermotor, membantu menyehatkan lingkungan perkampungan dan perumahan, dan yang ke dua, memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki pekerjaan. Sebagaimana kita maklumi bahwa kemiskinan di Jakarta sangat tinggi.Â
Untuk lebih membuka lapangan pekerjaan, menurut hemat penulis, ada baiknya ditentukan pula saerah operasional becak di daerah-daerah wisata, misalnya, becak wisata keliling monas, becak wisata keliling Taman Mini, maupun di tempat-tempat wisata lainnya.
Dari uraian di atas, penulis sangat menyambut operasional kembali becak-becak di Jakarta, tentunya dengan pertimbangan yang tepat yang memang membutuhkan kehadiran becak, termasuk dalam upaya mengurangi emisi gas/partikulat dari kendaraan bermotor di wilayah perkampungan dan perumahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H