Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Salah Kaprah Bener Ora Lumrah" di Hari Ibu

19 Desember 2017   21:08 Diperbarui: 20 Desember 2017   00:21 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

JIka toh kita bersikukuh merayakan hari Ibu terkait dengan Kongres perempuan, maka tema sentral disetiap perungatan hari Ibu adalah spsirit kolektef kaum wanita dalam berbangsa dan bernegara. Sedang kontens peringatannya fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi terutama terkait bagaimana secara kolektif kaum perempuan memperbaiki situasi dan kondisi bangsa itu. Sebagai nisal, saat ini sedang menyeruang kasus korupsi dimana faktanya baik pelaku, pendukung atau penikmat uang korupsi itu dilakukan oleh kaum Ibu, bahkan tidak jarang Ibu-ibu koruptor (istrinya) secara demonstratif memamerkan kekayaan yang justru semakin mempertegas pertanyaan uangnya dari mana ?

Terkait dengan kesadaran kolektif kaum Ibu dalam berbangsa dan bernegara, misalnya perayaan hari Ibu tahun ini difokuskan pada kesadaran kaum ibu untuk mencegah, tidak melakukan, tidak mendukung atau mendorong pihak lain (khusunya suami/keluarga) untuk melakukan korupsi. Karena korupsi juga sering dilakukan untuk "biaya cinta selingkuh', untuk perselingkuhan dalam berbagai bentuknya. maka perlu dibangkitkan pula kesadaran kaum ibu untuk tidak terlibat perselingkuhan. 

Bahkan faktanya, korupsi juga seing dilakukan untuk "menyalurkan hasrat birahi" dengan PSK kelas atas yang tarifnya sekali kencan Short time ratusan juta, itu sungguh memerlukan kesadara kolektif kaum ibu, sebag kita tidak menutup mata, bahwa apa yang dilakukan oleh PSK didukung oleh lingkungan kaum Ibu sendiri yang enjadi "mami" alias germo.

Pada kesempatan lain dimana kita melihat begitu banyak naka-anak "tak terurus" karena Ibunya bekerja di luar rumah, maka hari ibu bisa saja bertema "gerakan Ibu bekerja di Rumah". Barangkali itulah beberapa catatan penulis terkait dengan Peringatan Hari Ibu. Kita harus meluruskan dan meberdayakan peringatan Hari Ibu agar peringatan hari Ibu tidak sekedar "salah kaprah bener ora lumrah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun