Penulis menangkap ada dua hal  yang dijadikan argumen  mengapa Ananda Sukarlan WO saat Gubernur DKI menyampaikan dambutan. Pertama terkait dengan  masalah hati nuraninya, ke dua terkait dengan Nilaii, dalam konteks ini tentunya nilai yayasan Kanisius.Â
Di mana, melalui beberapa publikasi dari Yayasan Kanisius, nilai-nilai-nilai-nilai kanisius tercantum yakni : 1. Kasih, Â Beriman, cinta pada anak, persaudaraan, kesetiaan, kepedulian; 2. Disiplin , Â Tertib, tanggungjawab;3. Cerdas, Kerja keras, daya juang, tuntas; 4. Berani , Kritis, kreatif, reflektif, percaya diri, pribadi yang gembira5. Jujur, Komitmen, dapat dipercaya, diandalkan.
Kelima nilai tersebut  sebagi dasar untuk mewujudkan visi dan memperjuangkan misinya, Yayasan Kanisius menekankan nilai-nilai yang dijunjung tinggi yang menjadi ciri dan batasan cara bekerja seluruh anggota Yayasan Kanisius. Nilai-nilai itu yang menjadi ukuran apakah usaha kita ini memang berjiwa Kanisius atau tidak. Maka nilai ini harus digunakan dan dihidupi dalam setiap usaha dan setiap langkah. Nilai-nilai itu antara lain adalah Kasih, disiplin, cerdas, berani, dan kejujuran.
Hal itu dapat di jabarkan, pertama, Kasih adalah inti semangat kristiani yang menjadi landasan yayasan Kanisius didirikan. Kasih ini dilandaskan pada beriman akan Tuhan yang mahakasih. Secara real kasih itu terwujud dalam cinta pada anak didik, semangat persaudaraan, kesetiaan, dan kepedulian kepada orang lain. ke dua, disiplin.Â
Nilai kedisiplinan dikembangkan dalam semua unit pendidikan Kanisius, baik bagi anak didik, karyawan, pendidik, dan staf. Warga Kanisius ingin bekerja dan belajar secara tertip dan bertanggungjawab. Tepat waktu dalam pelaksanaan tugas dan berani mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan menjadi nilai yang dikembangkan.
Sedang yang ke tiga adalah, Cerdas. Anak dikembangkan menjadi pribadi yang cerdas, yang kreatif, dan dapat mengembangkan dengan bijak kepandaian dan talentanya. Semangat kerja keras, mempunyai daya juang yang kuat selalu dipupuk, sehingga dapat tahan dalam menghadapi tantangan hidup yang makin besar di masa depan. Ketuntasan dalam bekerja dan belajar ditekankan.Â
Ini semua adalah wujud dari semangat magis dalam hidup. Yang ke empat adalah Berani. Warga Kanisius menjadi orang yang berani, kritis, kreatif, percaya diri. Mereka juga diharapkan menjadi orang yang refleksif, dapat berpikir mendalam dan mengambil makna dari kejadian yang dialami. Mereka juga menjadi orang yang gembira, yang hidup dalam semangat kebangkitan. Jaman kedepan membutuhkan orang-orang yang berani mengungkapkan gagasan, penilaian kritis berdasarkan kebenaran yang diyakini.
Sementara itu yang ke lima adalah Kejujuran. Kejujuran menjadi nilai yang digarisbawahi. Kejujuran harus dihidupi dalam proses pendidikan dan pelayanan. Sikap jujur akan menjadi landasan pemberantasan budaya korupsi yang sekarang menggerogoti bangsa Indonesia. Mencotek dan plagiat diharamkan. Nilai komitmen pada tugas, orangnya dapat dipercaya dan diadalkan. Maka lulusan Kanisius menjadi pribadi yang dapat dipercaya karena komitmen dalam pekerjaan dan hidup. Ia tidak main-main dengan hidup.
Menjadi pertanyaan , dari uraian nilai nilai yang menjadi landasan Kanisius di atas, nilai mana yang dijadikan landasan oleh Ananda Sukarlan untuk menghakimi  kemenangan Anies Baswedan yang dianggap tidak sejalan? Â
Pertanyaan lain, Â jika itu terkait hati nurani Ananda Sukarlan tentu perlu menunjukan, hal hal mana yang Anies lakukan yang tidak sesuai hati nurani, apakah sesungguhnya bukan hati nurani tetapi sekedar perasaan Ananda saja ? Ataukah lebih jauh dari itu, sebenarnya sikap Ananda bertitik tolak dari Radikalisme seorang Ananda Sukarlan ?
Tanggapan Gubernus Anies Baswedan atas walk out Ananda memang sangat bijak, Pak Gubernur tidak mempermasalahkan walk out itu.  Memang, WO nya Ananda Sukarlan sudah berlalu, namun de mikian isi pidatonya tentang kemenangan Anies yang bisa saja tidak berdasar  perlu dibuktikan di pengadilan. Jangan sampai kemudian timbul kesan, apalagi salah persepsi bahwa tindakan Ananda Sukarlan dilandasi oleh nilai-nilai Kanisius, apalagi digeneralisasi sebagai sikap kristiani. Ini sangat berbahaya karena dapat membenturkan antar umat beragama. Hal ini tidak boleh terjadi.