Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksin Palsu Hadapi dengan Logis dan Realistis

17 Juli 2016   18:15 Diperbarui: 17 Juli 2016   18:33 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mengikuti perkembangan masalah vaksin palsu melalui media massa maupun sosial media, nampaknya masalah vaksin palsu bertambah mumbrah-mumbrah, meluas dan semakin irrasional. Banyak poster, meme atau sejenisnya yang menggambarkan tentang vaksin palsu terutama dampak pemberiannya semakin ngawur dan tidak terkendali bahan samapai-sampai menimbulkan kepanikan. Terkait dengan hal demikian, himbauan penulis kepada masyarakat untuk tetap bersikap logis realistis.

Bersikap logis, tentunya bersikap yang dilandasi oleh logos (ilmu) dalam hal ini imunologi. Terkait dengan hal ini ada baiknya pembaca membuka kembali tulisan kami berjudul "Vaksin palsu dan konsekuensi immunitasnya" pada kompasiana edisi 27 Juni 2016. Dengan memahami mekanisme kerja vaksin dalam membentuk sistem kekebalan tubuh (imunitas) dapt disampaikan beberapa hal :

Pertama, sistem imun akan membentuk antibodi sesuai dengan "antigen  yang ada" pada vaksin palsu tersebut. Oleh karena itu dampak apa yang akan terjadi tentu berpulang pada isi dari vaksin palsu tersut. Formula/komposisi bahan dari vaksin palsu itu sendiri yang akan menghasilkan respon imunitas dan atau respon lain baik negatif maupun positif, sayang sampai saat ini penulis belum mendapatkan isi kandungan vaksin palsu tersebut. Oleh karena itu adalah sangat penting BPPOM menjelaskan tentang komposisi vaksin palsu termasuk dampak positif negatifnya bagi penerima vaksinasi. 

Ke dua, jika kita ikuti pemberitaan yang ada, yang mengungkapkan kecenderungan motif mencari untung melalui bisnis vaksin palsu, menurut hemat penulis produsen vaksin palsu menggunakan bahan untuk vaksinnya dari bahan yang murah meriah, plus tanpa menyebabkan dampak ekstrim, sehingga pemalsuan tidak terdeteksi karena munculnya dampak ekstrim paska vaksinasi. 

Produsen memeliki strategi bisnis jangka panjang, dengan pemilihan bahan yang tepat  Dapat menghasilkan keuntungan besar, dan dapat menjalankan bisnis ini dalam jangka waktu lama` Sekiranya produsen menggunakan bahan yang sembarangan, yang memungkinkan menimbulkan efek imunologis dan dampak kesehatan ektrim bagi pasien, maka tentu saja "terpantaunya" pemalsuan vaksin itu sudah dapat ditengarai sejak lama.

Ke tiga, kita perlu bersikap realistis, artinya memberikan respon atas masalah ini berdasar realitas yang ada. Fakta menunjukan, sudah 13 tahun pemalsuan vaksin ini berlangsung, dan belum pernah muncul laporan adanya dampak negatif ekstrim yang terjadi pasca vaksinisasi. Artinya, produsen memang menggunakan bahan yang tidak berdampak ektrim dan atau membahayakan. Barangkali, penggunaan bahan-bahan yang bersifat "placebo", yang tidak berpengaruh apa-apa, yang lazim digunakan dalam dunia kedokteran dengan harapan efek placebonya, yang lebih terkait dengan faktor sugesti  yang menimbulkan efek penyembuhan bagi pasien. 

Benang merah dari paparan di atas adalah, vaksin palsu mungkin tidak memberikan efek/fungsi sebagaimana keperuntukannya, misalanya vaksin polio berfungsi mengembangkan daya imun terhadap serangan penyakit volio, namun demikian melihat fakta bahwa tidak ada bayi/pasien yang menderita dampak negatif paska vaksinisasi selam 13 tahun ini, sangat beralasan jika vaksin palsu menggunakan bahan yang tidak berdampak negatif, kemungkinan besar hanyalah berisi "pacebo". 

Dengan demikian, masyarakat tidak perlu panik karena putera/puterinya telah mendapat vaksinasi dari rumah sakit atau dokter yang terbukti menggunakan vaksin palsu, sehingga kita dapat melakukan tindakan-tindakan terkontrol dalam menyelesaikan masalah vaksin palsu ini. Bersikap logis realistis ini juga kami harapkan pada mereka yang kreatif membuat poster, meme dan sebagainya, agar tidak menambah keruh suasana, akhibat kepanikan yang ditimbulkannya. Faktanya juga, pemerintah menyarankan vaksinasi ulang, artinya, kemungkinan vaksin palsu sekedar placebotiik sangat besar, jika ditemukan komponen lain sudah barang tentu, akan direkomendasikan tindakan medis lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun