Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upgrading Kompetensi Guru

18 Mei 2016   06:30 Diperbarui: 18 Mei 2016   14:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi penulis, UKG 2015 jika diumpamakan dalam proses pembelajaran, adalah sebagi pretest, test pendahuluan, bukan sebagai post test yang digunakan untuk mengambil keputusan lulus tidaknya peserta test. Hal ini memeng UKG dibutuhkan untuk mengetahui gambaran kompetensi guru tertentu (keilmuan dan pedagogik) dalam konteks mapping, yang digunakan untuk menentukan "remediasi', perbaikan kompetensi guru itu sendiri. 

Di akhir bulan Nopember 2015, penulis menjadi pembicara pada seminar Peningkatan kualitas dan peran guru yang diselenggarakan sebuah lembaga NGO, penulis sampaikan bahwa guru, sebagai pribadi dewasa, tentu sangat menyadari dan memahami kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya. Guru tidak tepat diperlakukan sebagaimana konsep  "tabula rasa"  dalam berbagai aspek kompetensinya. Oleh karena itu, mengubah paradigma pengembangan program-program pengembangan guru dengan pendekatan Andragogy, pendidikan untuk orang dewasa harus dilakukan. Jangan pernah berparadigma bahwa guru tidak tahu apa-apa seperti kertas kososng, seperti gelas kosong yang bisa diisi semaunya.

Kesadaran akan kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab guru bisa dicerminkan saat guru-guru biologi se Jakarta Timur berkumpul dalam rangka memberikan masukan pengembangan modul pelatihan peningkatan kompetensi guru, terungkap bahwa guru menyadari perlunya upgrading, penguasaan keilmuan biologi. Pada kesempatan tersebut guru-guru Jakarta Timur merumuskan bebarapa kontens yang sangat perlu diupgrade seperti  biomolekuller, Bioteknologi, Genetika , fisisologi tumbuhan dan hewan, yang memang kontens itu membutuhkan dasar ilmu mkimia untuk dapat memahami berbagai rekasi biokimia yang terjadi. 

Sebagai misal, untuk materi substansi genetika, seorang yang memahami konsep kimia akan dengan mudah memahami perbedaan struktur  RNA dan DNA jika dilihat dari gula ribosanya. Seorang yang memahami konsep kimia, istilah tentui dengan mudah  dapat memahami  perbedaan deoksiribosa (DNA) dengan Ribosa (RNA) dimana pada DNA ada "kekurangan Oksigen" dalam strukturnya. Demikian juga kaitan iktana basa-basa Nitrogennya antara adenin - Timin dan switosin guanin (pada DNA) dan Adenin - Urasil dan guanin - sitosin pada RNA, ketika ditanya berapa ikatan hidrogennya dalam serangkaian rantai DNA maka hanya dapat dipahami jika guru tersebut memahami konsep ikatan kimia, dalam hal ini adalah konsep ikatan hidrogen. Konsep ikatan kimia juga harus dimiliki oleh guru untuk memahami "pemanenan" energi,. yang terkait dengan pelepasan dan penangkapan energi sebuah mekanisme fisiologis. 

Contoh lain yang sangat serting penulis amati ada konsep "yang terlewat" yang sering dilakukan oleh guru atau juga "widyaswara" biologi adalah pemehaman konsep redoks (reaksi reduuksi oksidasi) yang tejadi pada uji karbohidrat (baik dengan fehling maupun bededick). "istilah bukti positif" dari adanya gula (biasa digunakan untuk uji bahan makanan sistema pencernaan dan uji Urin pada sistema eksresi), sering "tidak membumi' ketika kita tidak menyinggung terjadinya reduksi ion tembaga bermuatan dua positif, yang berwarna biru (pada fehling A dan BenedicT) menjadi Ion tembaga bermuatan positif satu yang berwarna merah tembaga dalam bentuk endapan tembaga (I) oksida. Sementara itu pada glukosa sendiri, yang berperan mereduksi ion tembaga adalah gugus fungsional aldehida (alkanal). 

Memahami konsep kimia pada materi biomolekuler sangat penting sehingga kita bisa memahami mengapa ada perbedaan anatara bahan yang mengandung glukosa (aldo heksosa) dengan yang mengandung gula fruktosa dll. hal ini akan menunjang pemahaman pada uji urin juga sehingga kita dapat memahami urin seorang mengandung glukosa apa tidak (positif glukosuria). Tragisnya "keterputusan" konsep itu terdapat di buku-buku maupun LKS-LKS tyang dipegang oleh guru dan siswa. 

pemahaman konsep kimia (polimerisasi) juga sangat dibutuhkan dalam memahami sintesis protein, yang biasanya harus "dikompas" penjelasannya dengan istilah transkripsi dan translasi belaka. bagaimana manomer-manomer protein iti (asam amino) itu saling berikatan dan karakteristik ikatan antar asam amino itu menjadi "blank bagi guru". Padahal dalam era bioteknologi yang sangat membutuhkan kemampuan bioproses, "know how" dari prposes-proses fisiologis, bioteknologi, maupun biomolekuler sangat dibutuhkan. 

Penulis asangat apresiatif, ternyata memang sesungguhnya guru-guru biologi itu sangat memahami kebutuhannya, untuk mengatasi kekurangannya dalam menjalankan tanggung jawabnya. bahkan pada pertemuan itu, guru=-guru juga merasa sangat memerlukan pengembangan dalam kompetensi lain sepert kompetensi sosial, kepribadian, spiritual plus berbagai perkembangan keilmuan yang terbaru.  

Penulis sangat yakin, guru-guru bidang study  lain juga memiliki  semangat terus memperbaiki  kekurangannya untuk menjalankan tugas dan kewajibannya .  Tinggal bagaimana pemirintah dapat memanage berbagai Upgrading kompetensi guru itu dengan baik, yang difollow up dengan baik termasuk evaluasi dan monitor9ing pasca pelaksanaan program.  Semoga dapat dipenuhi oleh pemerintah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun