Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saipul Jamil dalam Contradictio Internis?

14 Maret 2016   08:25 Diperbarui: 14 Maret 2016   08:57 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari berbagai sumber pemberitaan, kita dapat mengambil kesimpulan adanya perubahan sikap Saipul jami terhadap kasus yang menimpanya setelah kehadiran team pengacara yang mendampinginya. Hal ini juga terlihat dari perubahan BAP dengan mencabut BAP pertama yang isinya Saipul Jamil mengakui, merasa khilaf dan meminta maaf, ke BAP perubahan yang menafikan semua itu dengan alasan pembuatan BAP pertama Saipul Jamil tidak didampingi team pengacara. Team pengacara merasa yakin dengan 4 bukti yang dimilikinya untuk mematahkan tutntutan polisi di pengadilan nanti.

Team pengacara tetap mendiskreditkan DS dari divinisi :di bawah Umur" dengan opini-opininya, dan anehnya sebagai Lowyer lebih memagang opinya dari pada definisi Anak-Anak sesuai Undang-undang perlindungan Anak, samapi pada menanyakan "anak macam apa hingga keluar malam ?. Pengacara tidak sedikitpun memiliki emphati atau memahami realitas bahwa banyak anak-anak yang kurang beruntung yang harus menjalani kehidupan yang berat seperti DS, pagi harus sekolah, sore mencari penghidupan. menjadi penonton bayaran, atau ektras memang cukup lumayan, bisa mendapat Rp. 25.000 - Rp. 50.000 plus mendapat konsumsi (biasanya nasi kotak), bagi DS, cukup berarti untuk bayar transport atau persiapan ujian.

Penulis ingat kata-kata terahir yang diucapkan oleh DS dengan nada marah ketika selesai "dikerjain" Saipul jamil, DS dari kamar Supir tempat dia "mengungsi" dan lalu "dijahili"  ke Kamar  Saipul jamil dan mengajakan pertanyaan retoris "Kok Abang tega ?" (dalam pengakuan Saipul Jamil di BAP pertama yang rekamannya beredar di youtube) Saipul mengungkapkan kalau "di ke keamar saya sambil menunjukan nada marah gitu). Nah untuk perubahan BAP ini dimana posisi DS dilemahkan pengacara Saipul  dengan 4 alat bukti, maka layak diajukan pertanyaan kepada hati nurani saipul  Jamil, Kok tega banget sih Loe ?

Dalam penilaian penulis, perubahan pengakuan menjadi penbantahan/penolakan yang dilakukan Saipul jamil adalah tindakan Kekerasan Lanjutan, penyiksaan, penistaan yang Saipul jamil lakukan kepada korban yang sudah jatuh (mental, spirit, intektual, juga material) digebuk dengan tangga secara sadis. Penulis bisa bayangkan, betapa malam itu (dini hari itu) menjadi malam jahanam bagi DS. Sudah menolak, dengan pergi menghindar dengan alasan sholat tahajjud, dipaksa lagi untuk ke dua kali, dan tetap menolak hingga beralasan sudah mengantuk dan menghindar tidak mau tidur sekamar dengan Saipul Jamil, memilih tidur di kamar sopir, dan tetap dijahili saipul Jamil saat DS tidur pulas kecapaian. Dan pada ahirnya kabur ke tika pintu sudah terbuka meski sepatu harus ditenteng dan mengajukan protes ketidak sukaannya kepada Saipul jamil.

Penderitaan DS tentu tidak terbatas pada Malam Jahanam itu, beberapa hari, bahkan samapi hari ini, saat DS harus melakukan ujian sekolah untuk menyelesaikan pendidikan yang tealh diperjuangkannya dengan berat selama ini, DS masih tersiksa, didiskreditkan terutama oleh kalangan artis dan fans Saipul Jamil, ibundanya yang shok dan harus terganggu mencari makan sebagai pembantu di toko material, dan masih menderita psikologis berkepanjangan yang harus diterapi oleh KPAI.

Penulis yakin, Saipul Jamil tahu persis apa yang terjadi dan hati nuraninya mengakui apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa kali team pengacaranya mengungkapkan hukuman kesaksian palsu (terutama dalam mengingatkan pelapor-pelapor baru), apakah team pengacara tidak berfikir juga pasal itu dapat dikenakan kepadanya "menyuruh" memberi keteraangan palsu yang diperlukan oleh Saipul Jamil untuk mengubah BAP ? Lupakah Saipul jamil sebagai orang yang agamis bahwa saksi palsu adalah dosa besar ?

dan tentu,  tegakkah Saipul Jamil menimpakan tangga kepada DS yang sedang terkulai jatuh dengan apa yang terjadi di rumahnya ? Semua kembali ke hati nurani saipul jami. Jika pertentangan itu terus berkecamuk, tidak menutup kemungkinan akan menyerang kesehatan jiwa raga Saipul jamil sendiri. Apakah gejaal drop setelah perganitian BAP merupakan tanda itu semua ? tegakkah team Pengacara meyeret saipul jamil dalam Contradictio Inetrnis ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun