Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Renungan Menjelang Hardiknas 2 Mei 2015

25 April 2015   09:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali Ke Filosofi Bangsa

United Nation Educational  and Cultural Organization (UNESCO) sangat menghormati filosofi suatu bangsa termasuk dalam aplikasi pada Sistem pendidikannya. Penghormatan Unesco ini  sangat relevan sebab hanya dengan filosofi suatu bangsa yang berbeda-beda maka keberagaman bangsa-bangsa di dunia ini atau  diversitas tetep terjaga. Sayangnya banyak negara negara khususnya Indonesia, Sistem Pendidikannya justru bergeser dari filosofi nagara yang berbineka dan mencoba melebur dengan filosofi pendidikan negara-negara dengan Kebebasan sebagai landasannya, hal ini sangat terlihat dari pendekatan pembelajarannya.

Pendidikan adalah hak semua warga negara, dan tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah mutlak berada ditangan pemerintah sebagai hutang kemerdekaan. Namun samapi saat ini pemerintah masih tetap tidak adil, seolah hanya sekolah negeri, murid-murid sekolah negerio dan guru-guru negeri (PNS) yang diperhatikan dalam segala aspeknya.

Sementara sebagaian anak bangsa harus mendapat pendidikan dengan biaya sendiri, memenuhi sagala kebutuhan pendidikannya sendiri, dan gurunya harus menerima honor sesuai kemampuan siswanya. Memang ada sekolah swasta yang gurtunya digaji tinggi karena orang tua peserta didiknya mau membayar tinggi tapi jauh berlipat ganda sekolah-sekolah umat yang duafa, miskin bahkan dengan biaya seadanya.

Konsekuensinya guru-guru sekolah seperti ini harua menahan diri dan tidak mungkin menuntut gaji yang tinggi. Ratusan ribu guru-guru demikian rela hidup dengan gaji seadanya. Indonesia harus berterima kasih kepada guru-guru demikian, guru-guru yang mau memenuhi hak pendidikan anak-anak terpinggirkan yang seharusnya dilakukan penuh oleh pemirintah.

Sebagai seorang yang telah  30 tahun saya menjadi pendidik. Guru sekolah swasta dengan gaji jauh dari UMR apalagi upah sejahtera. Di sekolah swasta jelas tak mungkin menuntut kenaikan gaji, karena menuntut gaji berarti menuntut orang tua murid membayar lbh mahal lagi. Padahal sejauh pengamatan kami, yg sekolah di swasta adlh anak 2 rang TIDAK MAMPU sehingga tersish dari Sekolah negeri.

Siswa-siswa darikeluarga kurang mampu tersisih dari Sekolah negeri karena pada umumnya memiliki nilai NUM rendah disebabkan tidak mampu untuk mengikuti bembel. prifat atau bahakan paket bocoran jawaban saat Ujian Nasional SMP.

Sekali lagi, lagi-lagi pemerintah tidak care dengan nasib guru-guru demikian. Hal itu terlihat dari persyaratan untuk memperoleh berbagai tunjangan dengan Jumlah Jam sebagai acuan. Padahal kita memaklumi  sekolah-sekolah pinggiran dengan berbagai aspek  kedhuafaannya, tidak meungkin memenuhi persyaratan -persyaratan demikian, dengan demikian otomatis guru-guru yang mendidik anak-anak terpinggirkan ini tidak dimungkinkan mendapat tunjangan tersebut.

Karena semua anak-anak bangsa berhak atas pelayanan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, maka mau tidak mau dikhotomi pendidikan harus dihapuskan dalam segala aspeknya. Untuk maksud tersebut maka Reformasi Sisdiknas adalah jalan keluaranya.

Reformasi sisdiknas ini juga harus menyentuh pada hal paling mendasar yakni masalah filosofi pendidikan kita sendiri. Sebab apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa saat ini dengan segala anomalinya merupakan muara dari sistem pendidikan nasional yang dikembangkan selama ini. Karena semua komponen bangsa adalah produk dari pendidikan kita.

Sistem pendidikan kita yang  merupakan  hasil  copypaste  yang dilandasi  filosofi kebebasan apalagi bebas nilai, berkonsekuensi membangun Mind Sett KEBEBASAN. Tidak heran kebebasan ini terejawantahkan dalam  berbagai aspek kehidupana bangsa, kebebasan ekploitasi pemilik modal (Kapitalis), kebebasan dem,okrasi kebablasen di ranah politik,.Kebesana sosial dan budaya yang melahirkan pergaulan pelajar, sex bebasa di kalangan pelajar, seperti  pesta bikini, ngesex di kelas seusai jam pelajaran dll adalah bukti Sisdiknas yang menyimpang dari filosofi bangsa.

Mengembalikan sistem pendidikan nasional seuai dengan  filosofi bangsa yang berpancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pokoknya adalah upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya yang akan melestarikan eksistensi Bangsa Indonesia itu sendiri. Sebaliknya, jika kita biarkan Sistem pendidikan nasional sebagaimana saat ini, maka hilangnya Manusia Indonesia, Bangsa Indonesia hanyalah masalah waktu. Penulis yakin, siswa siswi yang pesta sex pasca ujian, pesta bikoni, bukanlah manusia-manusia Indonesia yang utuh, sebab tidak menghiraukan lagi nilai-nilai ketuhanan yang maha Esa.

Mari lakukan Reformasi Sisdiknas !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun