Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kehancuran Indonesia?

27 Februari 2014   23:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat , Arkand Bodhana Zeshaprajna, menyatakan bila nama Indonesia tetap dipertahankan bakal menghasilkan sebuah kehancuran di negeri ini. Oleh karenanya mencuat  usulan mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara.

Menurut hemat penulis, Ide berbau klenik yang  disampaikan oleh seorang Doktor untuk menyelamatkan Indonesia dari kehancuran harus diganti nengan Nusantra kelihatannya simpatik. kelihatannya punya maksud baik, tetapi sesungguhnya itu justru akan menghancurkan Indonesia. Karena kata Indonesia termaktub dalam Proklamasi dan preambul UUD Republik Indonesia tahun 1945, bukan sekedar kata-kata monyugasi.

Dengan demikian maka proklamasi NKRI 17 Agustus 1945 harus dirubah, dan itu berarti mendirikan negara baru. Demikian juga denagan mukadimah UUD RI 1945, yang mengandung nuansa religius,mengungkapkan spirit berkah dan penih jihad, toleransi dan genius agreement pun berganti. Apalagi Indonesia sebagai tanah air, bangsa dan bahasa telah disumpahkan oleh para pemuda. Dengan demikian Nama Indonesia telah terdefinisikan dengan berbagai hal, sehingga tidak semena-mena kita menggantinya apalagi sebatas klenik.

Kalimat "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia"  tentu harus diganti, "....... Nusantara...." . Sedang spirit berkah yang ada pada preambul UUD 1945 "Berkat rahmat Allah yang maha Kuasa dan dengan ........" boleh jadi diganti menjadi "Berkat Ramalan metafisika dan dengan didorongkan untuk menyelamatkan Indonesia, maka dengan ini ......  Nusantara menyatakan Indonesia telah tiada. " Sungguh suatu usul yang terlalu Naif.

Kehancuran Indonesia bisa saja terjadi, bukan karena Negara ini bernama Indonesia, tetapi lebih pada tidak dikelolanya negara ini sebagaimana mengelola negara seharusnya. Dengan demikian, untuk menghindarkan kehancuran Indonesia, maka bagaimana mengelola Indonesia dengan berbagai karakteristiknya menjadi sebuah keharusan. Tanah tumpah darah Indonesia beserta isinya, justru diekplorasi oleh negara lain melalui perusahaan-perusahaannya yang berkomplot dengan para pejabat yang bertindak sebagai salesman/salesgirl lembaga keuangan dunia. Bahasa Indonesia dipoinggirkan melalu lembaga pendidikan dimana anak-anak yang belum paham betul bahasa Indonesia dijejali bahasa asing. Bangsa Indonesia menjadi asing di kehidupan budayanya, dan kehilangan jati dirinya  karena infiltrasi budaya, gaya hidup, selebrasi-selebrasi yang merusak jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa Indonesia telah berubah menjadi bangsa asing dalam jiwa dan ruh, meski raganya adalah raga Indonesia. Inilah yang menghancurkan Indonesia sebagai bangsa, tumpah darah dan bahasa.

Kesadaran holistic menekankan bahwa apapun yang kita perbuat berimbas pada lingkungan sekitar kita.Hal ini sejalan dengan apa yang Allah firmankan Dalam Al quran dinyatakan Telah nampak kerusakan di daratan dan lautan akhibat ulah tangan manusia, ulah kita semua.

Terkait dengan hal tersebut, maka apa yang terjadi di negara kita harus kita akui juga berhubungan dengan apa yang telah kita lakukan. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk melakukan intrsospeksi dan koreksi kolektif  akan konstribusi dan apa yang harus kita lakukan  untuk memperbaiki kondisi yang ada. "Tangan kita" juga yang harus bergerak agar kehidupan berbangsa dan bernagara berjalan sesuai tujuan yang telah dirumuskan para pendiri negeri ini.


Prinsip Untuk mendapatkan hasil baru, maka perlu dilakukan  upaya-upaya baru,  Cara-cara baru , oleh karenanya, jika kita ingin Indonesia kita berubah, maka  kita semua perlu menetapkan komitmen dengan  jujur dan sungguh sungguh untuk mengayuh bahtera negeri tanah surga ini dengan spirit dan cara-cara baru yang sesuai dengan tuntutan yang ada.

Berkaitan dengan  suksesi kepemimpinan nasional  maupun pemilihan wakil rakyat yang sebentar lagi dilaksanakan, maka kita perlu melakukannya dengan serius tanpa basa basi. Perlu kita kertahui, dari 560 anggota DPR saat ini sekitar 501 mencadi Caleg Incumbent. Jika kita tidak memberi penyadaran kepada masyarakat, dan masyarakat tetap "silau" dengan money politik mereka, maka dengan "stock" dana aspirasi yang mereka miliki, 501 incumbent itu memiliki daya tarik tersendiri. Apalagi didukung oleh media masa yang lebih banyak memblow up, muka-muka lama, maka promosi jualan caleg-caleg incumbent yang disinyalir  lebih berperasn sebagai maklar proyek sungguh mendapat support yang luar biasa.

Pemilu adalah momentum yang tepat untuk menyelamatkan atau menghancurkan Indonesia. Oleh karenanya bagi kita yang mencintai dan berharap Indonesia tetap jaya maka mau tidak mau kita harus berperan aktif dalam upaya menghasilkan wakil-wakil rakyat dan pemimpin nasional yang mampu menyelamatkan Indonesia dengan integritasnya.

Disamping itu kita juga perlu bahu membahu untuk menyingkirkan setiap hal yang dapat menggagalkan upaya penyelamatan Indonesia, meski kadang  dengan dalih untuk menyelamatkan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun