Mohon tunggu...
Darwis Jamal Takdir
Darwis Jamal Takdir Mohon Tunggu... profesional -

Menulis adalah bagian dari jiwa dalam kehidupan saya untuk selalu menyuarakan kebenaran Tuhan. Karena itu, suara hati menjadi cermin dalam melihat kebenaran sesungguhnya. Ketua Lembaga Dakwah Ukhuwatul Islamiyah Pusat Gowa, Sulawesi Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Preman dan Warga Obrak-abrik Kampus Unismuh Makassar

19 Juni 2013   09:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:47 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus penyerbutan kampus  Universitas Muhammadiyah Makassar pada senin malam  oleh puluhan  preman  yang  berbaur bersama  warga, benar   benar  menjadi tontonan  gratis  yang  mengerihkan. Betapa  tidak,  preman dan warga  yang masuk  kampus  Unismuh dipicu akibat mahasiswa  Unismuh  yang  melakukan  demo  menolak  kenaikan  bahan  bakar minyak (BBM) dapat  menutup  Jalan  Sultan Alauddin, tepatnya  depan  kampus  mereka   mulai  siang  hari  hingga malam hari (Senin, 17 Juni  20130.

Preman  yang  berbaur bersama  warga  yang  jumlahnya  sekitar  ratusan  orang masuk kampus  membawa  barang tajam, seperti  parang dan busur, lalu  memporak-poranda   sejumlah  fasilitas kampus, seperti  gedung, kaca   dan AC dirusak. Menurut Mohammad Sabri AR, dosen pasca sarjana  Unismuh  Makassar mengatakan, kejadian  anarkis warga dan preman yang masuk kampus  pasca penetapan UU APBN-P oleh  wakil  rakyat di Senayan, Jakarta, ak perlu  terjadi  andaikata aparat  kepolisian dapat  men jalankan  tugas pengamanan  yang  profesional. "Saya  mencermati  kejadian  brutal  sepertinya  ada  pembiaran  dari  pihak  aparat  kepolisian  dimana warga   dan preman bebas saja  masuk  kampus  merusak fasilitas kampus," ujarnya.

Hemat  dia, semua  pihak  tidak  setuju kalau  mahasiswa berdemo  hingga menutup  jalan  dan  menyebabkan  masyarakat  terutama  pengguna  jalan dapat  terganggu. Kalau  warga   merasa  jengkel  dan kesal  terhadap  sebagian sikap  mahasiswa yang  menutup  jalan, justru  warga  jangan  masuk kampus  apalagi merusak fasilitas kantor. Sekedar  diketahui, Unismuh adalah  milik  masyarakat, bukan  pemerintah. Karena  itu,  merusak  fasilitas  kantor Unismuh  berarti  sama  saja merusak  aset  masyarakat.

Mohammad Sabri  yang  juga pengurus Muhammmadiyah Wilayah  Sulsel  mengaku  bertemu Rektor Unismuh  Muhammadiyah Dr  Irwan Fattah, kasus   ini   harus  diserahkan  kepada DPW Muhammmadiyah  Sulsel  dan DPP Muhammadiyah untuk melakukan  investigasi supaya skalanya  lebih besar. Tidak  cukup  hanya  melibatkan  pihak  rektorat  atau  pimpinan  universitas  karena Unismuh  milih  umat  atau  masyarakat.

Seperti pengurus Muhammadiyah  lainnya,  Mohammad Sabri  menduga  kuat  kalau warga  bersama preman masuk  kampus  merusak  fasilitas gedung  Unismuh  yang  merupakan milik masyarakat,  tidak  murni  lagi dari  akumulasi kejengkelan kepada  mahasiswa  yang  menutup  jalan. Tapi, sikap brutal  warga  tersebut  cenderung  dikendalikan  pihak preman  yang  berbaur bersama warga  yang  diduga  kuat  berasal dari  luar, bukan  warga setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun