Mohon tunggu...
Darwin Kalbar
Darwin Kalbar Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika SMAN 1 Toho

Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Mempawah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Wawancara dengan Kepala Sekolah

17 April 2023   20:59 Diperbarui: 17 April 2023   21:36 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Dengan Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin 

Oleh: Darwin, S.Pd, SMA Negeri 1 Toho, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Mempawah 

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain. 

WAWANCARA 1, Nara Sumber : Agus Subagio, S.T, S.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Toho Kabupaten Mempawah 

Sumber: Foto Pribadi
Sumber: Foto Pribadi

Pertanyaan 1 : 

Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? 

Jawaban 1 : 

Untuk mengetahui jenis kasus yang kami hadapi cukup mudah, yaitu dengan melihat kepentingannya apakah benar atau salah. Jika kasus dilema etika itu kedua posisi sama-sama benar tapi kepentingan itu bisa bertentangan, tetapi kalau kedua kepentingan tadi salah satunya melangggar hukum maka dipastikan itu termasuk kasus bujukan moral. 

Pertanyaan 2: 

Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? 

Jawaban 2: 

Untuk kasus dilema etika dimana kedua kepentingan sama-sama benar saya memperhatikan apakah masalah tersebut tinggi rendahnya muatan kepentingan, misalnya apakah itu kepentingan pribadi, kelompok, kesetiaan, kebenaran atau kejujuran, jangka pendek atau jangka panjang. Disamping itu saya juga memperhatikan sejauh mana dampak yang ditimbulkan dalam pengambilan keputusan tersebut. 

Pertanyaan 3: 

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? 

Jawaban 3 : 

Selama ini dalam pengambilan keputusan yang kami lakukan pertama tentu kita melihat kasus ini bersinggungan dengan apa saja, dan sejauh mana nilai-nilai itu yang bertentangan, yang kedua kita lihat siapa yang terlibat di dalam permasalahan tersebut, yang ketiga kami melakukan pengumpulan data berupa fakta apa yang sudah terjadi karena kemudian kami analisa dengan apa paradigma yang terjadi, di sini setelah kita tahu faktanya kita lihat kebenaran kebenaran atau salah kemudian setelah itu kita melakukan pengambilan keputusan kemudian setelah itu kita lakukan refleksi apakah keputusan yang kita ambil itu sesuai dengan kaidah norma yang ada dan semua pihak dapat menerimanya. 

Pertanyaan 4: 

Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? 

Jawaban 4: 

Dalam kasus dilema etika dikatakan apabila sesuai dengan nilai-nilai dan tidak menimbulkan masalah di kemudian itu saya kategorikan efektif dalam pengambilan keputusan 

Pertanyaan 5 : 

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? 

Jawaban 5: 

Tantangan yang terbesar tentunya datang dari pihak yang terlibat dalam memutuskan suatu permasalah yaitu upaya mempersatukan pemikiran dan kesepakatan yang memerlukan waktu yang panjang untuk menyamakannya. Disamping itu juga kami harus dapat memilih dan memilah solusi demi solusi yang disampaikan untuk kami jadikan sebuah jawaban yang dapat diterima semua orang. 

Pertanyaan 6: 

Apakah Anda memiliki sebuah tatakelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? 

Jawaban 6: 

Kalau jadwal tergantung kondisi kasus yang terjadi, kadangkala ada keputusan yang harus kita putuskan segera tetapi ada juga keputusan yang bisa kita undur. Kalau sifatnya yang segara berarti kita tidak boleh membuat jadwal harus kita putuskan segera, kalau masalah itu masih bisa kita tunda keputusannya maka kita buat jadwal tertentu supaya hasil keputusannya efektif dan efisien 

Pertanyaan 7: 

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? 

Jawaban 7: 

Tergantung permasalahan yang dihadapi, kadang kita melibatkan semua guru dalam pengambilan keputusan, terkadang juga hanya melibatkan beberapa guru, atau wali kelas, guru BK, wakil kepala sekolah. Kadang kala juga melibatkan komite sekolah jika permasalahan ini menyangkut kepentingan orang tua siswa dan bahkan kami juga meminta saran dari pengawas sekolah sebagai atasan kami dalam pengawasan dan pembinaan. 

Pertanyaan 8: 

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? 

Jawaban 8: 

Pertama dalam mengidentifikasi kasus yang terjadi, harus dilakukan dengan pemikiran yang matang, apakah termasuk kasus dilema etika atau bujukan moral. Kemudian ada kasus yang perlu diselesaikan segera yang perlu saya putuskan sendiri, atau beberapa kasus yang diselesaikan secara kolektif. Selanjutnya dalam pengambilan keputusan saya harus memperhatikan kepentingan kedua sisi agar tidak menimbulkan gejolak berkelanjutan. 

WAWANCARA 2 Nara Sumber : Sunarto, S.Pd Kepala SMP Negeri 2 Jongkat Kabupaten Mempawah 

Sumber: Foto Pribadi
Sumber: Foto Pribadi

Pertanyaan 1: 

Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? 

Jawaban 1: 

Sebagai seorang pemimpin pasti kita banyak menghadapi masalah-masalah yang beragam di sekolah dan saya memperhatikan bahwa masalah itu bisa dikatakan dilema etika apabila keduanya benar namun saling bertentangan kepentingannya. Di sini dalam mengidentifikasi masalah tersebut saya tidak bekerja sendiri tetapi saya melibatkan pihak-pihak terkait seperti guru dan Orang yang bersangkutan kemudian saya baru bisa mengatakan bahwa apakah ini termasuk masalah bujukan moral atau dilema etika. 

Pertanyaan 2: 

Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? 

Jawaban 2: 

Jika saya mengambil keputusan yang mana dua kepentingan sama-sama benar di sini saya mempertimbangkan nilai-nilai yang timbul dari keputusan itu kemudian nilai-nilai yang timbul dari permasalahan tersebut apakah itu termasuk pribadi melawan kelompok atau kebenaran dengan kesetiaan atau keadilan berlawanan dengan rasa kasihan. Disini saya melibatkan rekan kerja dalam pengambilan keputusan yang kompleks. 

Pertanyaan 3: 

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? 

Jawaban 3: 

Langkah-langkah yang saya ambil dalam pengambilan keputusan saya memperhatikan terlebih dahulu permasalahan yang terjadi yang melibatkan pihak-pihak yang terkait apakah itu yang berkenaan dengan peserta didik apakah itu berkenaan dengan pribadi atau kelompok hubungan sosial dengan mereka itu saya identifikasi dulu kemudian saya berkonsultasi melibatkan beberapa rekan-rekan guru dan wakil kepala sekolah untuk memecahkan kasus ini kemudian kami sama-sama memeriksa kasus ini apakah kasus ini betul-betul melibatkan dampak yang besar atau tidak kemudian kami akan melihat sejauh mana respon dari pihak-pihak yang terlibat seperti itu. Kemudian setelah kita periksa kembali, barulah kita akan mengambil sebuah keputusan saya di mana keputusan ini tidak merugikan salah satu pihak manapun dan semua bisa menerima dengan lapang dada 

Pertanyaan 4: 

Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? 

Jawaban 4: 

Hal yang paling efektif dalam pengambilan keputusan ini adalah saya melibatkan semua orang sehingga saya merasa terbantu dan ringan dalam mengambil keputusan itu agar hal-hal yang terjadi di luar jangkauan kita itu bisa diminalisir, kekecewaan-kecewaan juga bisa diminimalisir dan yang terpenting adalah semua orang bisa menerima keputusan tersebut 

Pertanyaan 5: 

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? 

Jawaban 5: 

Tantangan terberat adalah ketika kedua posisi itu semam sama benar tetapi sangat mempengaruhi daripada kinerja saya sebagai kepala sekolah sehingga saya harus betul-betul memberikan pemahaman masukan kepada kedua belah pihak agar mereka mau menerima keputusan yang kita ambil dan mereka menerima dengan lapang dada dan tidak ada permasalahan 

Pertanyaan 6: 

Apakah Anda memiliki sebuah tatakelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? 

Jawaban 6: 

Untuk waktu atau jadwal itu fleksibel, saya melihat apabila kasus ini betul-betul urgent dan mendesak kita putuskan pada saat itu juga dan tingkat kesulitan dalam memutuskan masalah tersebut sangat rendah artinya tidak kompleks tetapi kalau masalah tersebut melibatkan pihak-pihak terkait bahkan masyarakat juga maka saya harus berhati-hati dalam memutuskan dan saya tetap menjadikan hari-harinya supaya tidak terburu-buru mengambil keputusan itu misalnya dalam satu kasus pemecahan masalah siswa di situ saya apa membuat jadwal-jadwal sehingga kasus ini bisa terselesaikan dengan baik 

Pertanyaan 7: 

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? 

Jawaban 7: 

Dalam pengambilan keputusan saya tentu akan melibatkan warga sekolah ya terutama wali kelas rekan sejawat wakil kepala sekolah bahkan komite sekolah juga turut andil sehingga harapan saya ketika semua terlibat maka itu akan menjadi modal penguat pengambilan keputusan dan menjadi dasar utama apabila nanti ada beberapa pihak-pihak lain yang komplain terhadap keputusan yang kita ambil kita bisa menunjukkan bukti bahwa ini sudah menjadi keputusan bersama 

Pertanyaan 8: 

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? 

Jawaban 8: 

Selama saya melakukan pengambilan keputusan dilema etika saya mendapatkan pembelajaran bahwa memutuskan kasus dilema etika itu tidak mudah karena kita juga harus memperhatikan hal-hal yang sifatnya sosial komunikasi dan sebagainya kemudian kita senantiasa menjalin komunikasi kemudian terciptanya kerjasama yang harmonis sehingga pihak yang terlibat akan juga merasakan sama-sama saling belajar dalam memecahkan masalah.

REFLEKSI WAWANCARA

Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Berdasarkan hasil wawancara kepada 2 kepala sekolah, pada intinya dalam pengambilan keputusan dengan: (1) Melakukan identifikasi masalah, (2))  Melakukan diskusi dan komunikasi, (3) Melibatkan unsur-unsur yang ada di sekolah terutama dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam situasi tersebut, (4) Membuat keputusan yang berpihak pada siswa, bijaksana, bertanggung jawab, memaksimalkan potensi positif dan meminimalisir potensi negatif. Adapun yang telah dilakukan oleh masing-masing kepala sekolah tersebut menurut catatan saya sudah sesuai dengan teori yang saya pelajari di modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dengan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, melalui penerapan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Akan tetapi tidak semua langkah dilakukan seperti pengujian benar atau salah maupun Investigasi Opsi Trilema.

Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

Melalui wawancara tersebut ditemukan beberapa persamaan sebagai berikut: (1) Melakukan identifikasi masalah, mengumpulkan fakta-fakta, (2) Melakukan diskusi dan komunikasi dengan berbagai pihak terutama yang terlibat dalam masalah. Sedangkan Perbedaan dari kedua kepala sekolah dalam mengambil keputusan, yaitu: (1) Kepala sekolah yang pertama sebagian besar melakukan 9 langkah dalam pengambilan keputusan, membuat keputusan yang berpihak kepada siswa dan bertanggungjawab. (2) Kepala sekolah kedua lebih mengedepankan diskusi, komunikasi dan koordinasi dengan unsur-unsur sekolah dan pihak-pihak yang terlibat dalam masalah. Menurut saya yang lebih menonjol dalam membuat keputusan sesuai langkah-langkah pengambilan keputusan dalam teori di modul 3.1 adalah kepala sekolah pertama.

Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Adapun rencana kedepan para pimpinan tersebut jika menghadapi permasalahan dilema etika ataupun bujukan moral akan melakaukan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk pengujian dan investigasi opsi trilema. Cara mengukur efektivitas pengambilan keputusan adalah dengan melakukan pengujian benar-salah, melakukan refleksi atas keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan masukan dari pihak lain yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut.

Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam setiap permasalahan dilema etika baik dalam menghadapi masalah murid maupun ketika ada rekan kerja yang menemui masalah, saya akan berusaha untuk menawarkan kepada mereka dalam pengambilan keputusan sesuai dengan 9 langkah pengambilan dan keputusan yang telah saya pelajari melalui Pendidikan Guru Penggerak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun