Kekayaan Indonesia dahulu hingga detik ini, selalu tampil seksi di mata negara-negara lain. Ku rasa, bahkan dari jaman Majapahit mundur tarik jauh ke belakang pun udah jadi rebutan bangsa-bangsa dunia. Salah satunya kayu jati. Kayu-kayu yang ditebang, sembari tunggu pembeli, disimpannya di hutan ini. Agar tidak lekas lapuk akibat gempuran matahari maupun hujan. Hutan trembesi ini tercipta untuk area transit. Tercatat Juni 2018, resmi dialih fungsikan sebagai lokasi wisata.
"Ummm ... Excuse me ..."
Siapa pula ngajakin pake Inggris'an, tukasku cepat, begitu mendengar seorang wanita hentikan langkahku. Suara itu berasal dari belakang samping kananku.
"Could you mind help me take a photograph, please?"
"Oh yeah ... Sure! Why not?! With pleasure"
Seorang gadis. Usianya --jelas-- jauh di bawahku. Ku taksir 22 - 25 tahun'an lah. Tingginya se-bibir ku.
"Sooo ... Ummm ... What kind of picture do you want?" tanyaku basa-basi, selagi menunggu Ia rapihkan rambut tergerai sepunggungnya. Handphone miliknya sudah berpindah ke tanganku.
"This ...?" kedua tangannya menunjuk deretan Trembesi yang membentuk garis lurus teratur serupa pilar-pilar penyangga langit, telunjuknya bergerak memutar membentuk sebidang frame sebagai bayanganku.
"Aaaaaanddd ... Where you come from?"
"China ..."