Mentari belum waktunya bersinar. Ratusan perahu nelayan mengapung tenang di permukaan air laut. Kelap-kelip lampu warna-warni tampak meriah ditiap ujung tiangnya sebagai penanda keberadaan.
Belum banyak aktivitas kala itu. Hanya segelintir pekerja yang tengah sibuk mondar-mandir. 'Menimba' air laut untuk dipindahkan ke wadah penampungan. Sementara di dalam bangunan pasar, ada pula yang sibuk mengisi es curah ke styrofoam tiap lapak pedagang. Bahu-membahu mempersiapkan segala sesuatunya.
Semburat cahaya mentari perlahan menerangi cakrawala. Aktivitas pasar kian menggeliat. Terlihat sejumlah pekerja mengerumuni dua mobil pickup sarat muatan. Tiap box styrofoam dibuka. Ikan-ikan segar dikeluarkan. Dilakukan pemilahan, ditimbang, lalu didistribusikan.
Ember penuh ikan itu berat. Seriusan berat! Diperlukan paling tidak tiga orang dewasa untuk mengangkatnya. Pekerjaan ngga main-main ini, gumam saya.
Kucing-kucing yang berhasil meng-klaim daerah itu jadi teritorialnya, terlihat sabar menunggu secuil jatah potongan ikan segar. Mereka pintar-kalem. Tidak asal main sambar, membawa kabur hasil jarahannya.