Wah lha ini... Kelewat senang lupa kulo nuwun masuk hutan. Seperti kita tahu, kalau sudah berurusan dengan alam, percaya atau tidak, semacam ada kode etik tersendiri. Ada 'unggah-ungguhnya'. Permisi-permisi numpang lewat kepada 'Sing Mbaurekso'.
Setelah beberapa saat, kontur jalan yang dinanti-nanti akhirnya saya temukan. Ruas jalan mulus landai yang memanjang jauh. Tinggal nge-gelundung ringan, tibalah saya di tujuan.
Terduduk Lemas
Bocahnya emang 'agak-agak'. Mintanya kelewat spesifik. Berburu foto gumpalan awan-awan seolah bermain, meliuk-liuk manja di badan Gunung Batur. Yang mana area dasarnya diselimuti lapisan putih kabut. Kalian menyebutnya 'negeri di atas awan'. Lanskap macam itu yang saya incar. Tercetak di kepala jauh sebelum pemotretan dilakukan.
"Haaaaaai Ibuuuu... Gimana kabaaaar? Sehat?!" sapa saya pada seorang wanita paruh baya, petugas loket yang merangkap juru masak apabila ada pengunjung yang minta dibuatkan makanan minuman, sekaligus penjaga lokasi.
"Eh Mas! --Cuacanya-- Bagus sekarang Mas! Kemarin ada yang foto-foto wedding juga! Mudah-mudahan hari ini jodoh buat Mas ya!", ujar wanita itu semangat.
"Woooh... Lha ya mesti toh, ngga tau dia kalo diri ini saban hari pantau ketat aplikasi per-atmosfer-an, segala pergerakan awan diliatin," gumam saya sambil taruh barang bawaan. "Kopi satu ya Ibu, nda pakai gula, makasih Ibu"
Tiket masuknya terjangkau, Rp15 ribu rupiah. Fasilitas di sini terbilang cukup lengkap. Lahan datar berundak yang terbagi ke dalam beberapa wilayah, restoran, glamping area, camping area, perkebunan sampai selfie stage.Â
Urusan konsumsi jangan khawatir, aman. Toilet banyak dengan kondisi teramat bersih, bisa untuk mandi. Lokasinya ada di peta, coba tebak saya ada di mana? Muahahahaha.
Segala 'kemewahan' itu hanya nilai tambah. Yang utama, spot-nya strategis. Sesuai dengan sudut tembak yang saya inginkan.
Ritual nyeruput kopi diselingi bongkar alat-alat. Tarik napas dalam, nikmati suasana pagi yang kini tersiram cahaya. Sedikit demi sedikit menerangi bumi pertiwi.
"Tapi kok... Nda terang ya?" batin saya.
Kabut!