Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Proses di Balik Layar "Staycation"

3 Maret 2018   06:55 Diperbarui: 4 Maret 2018   20:32 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minoem Setjangkir Koepi Adalah Koentji Kesoeksesan / dap

Beberapa hari ini saya jadi "konsultan dadakan" teman hotelier blogger asal Ibu Kota, geseran lagi dikit (lokasi sengaja saya samarkan karena alasan tertentu). Selagi saya memberikan tips dan penjelasan ke dia, terlintas lah sebuah ide. Kenapa tidak ditulis aja?

Staycation (menginap di hotel) buat saya adalah kerja. Bukan leyeh-leyeh manjah apalagi leha-leha. Senyum geli aja saya tiap kali dengar celetukan, "Enak ya Mas nya, sering nginep di hotel berbintang".

Kenapa bisa dibilang kerja? Naaahhh ... Untuk menjawab pertanyaan itu, saya ingin mengajak teman-teman semua "melihat" proses di balik layar staycation ala saya.

Dimulai dari tahap awal (yang mungkin sudah pada tau), menengah (rada mumet bahasanya) hingga akhir (teknis sangat).

Nantinya, saya akan membuat artikel berantai. Karena pembahasan yang akan saya tulis ini mencakup panjang kali lebar kali tinggi (cukup lengkap, maksudnya).

Disclaimer: seluruh konten yang tertera pada artikel berantai ini adalah berdasarkan pengalaman dan standar pribadi saya. Tiap hotelier Blogger punya caranya masing-masing. Bila ada pertanyaan, sharing maupun berkenalan (boleh banget lho! Dengan senang hati) dengan mengontak nomor saya, email darwinarya@gmail.com, atau ke medsos.

#1. Pengajuan Kolaborasi

Sampaikan maksud kamu (ingin kolaborasi) ke pihak hotel. Caranya bebas. Bisa lewat IG/FB message, email, by phone, atau apapun itu. Usahakan pilih hotel yang lokasinya di dalam kota (alasannya akan saya jelaskan di bawah).

Hotel dibagi menjadi dua, Independent dan Chain Hotel. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Setau saya, independent hotel prosesnya jauh lebih cepat. Chain Hotel membutuhkan waktu proses sedikit agak lama.

Misal, Tauzia (Harris Hotels, Fox Harris Hotels, Pop! Hotels, Yello Hotels, Harris Vertu Hotels), Best Western (Core, Plus, Premier), Archipelago (Grand Aston, Aston City, Aston Inn, Aston City, Kamuela Villa, Royal Alana, Harper, Quest Hotel, Quest Vibe, Hotel Neo, Hotel Neo+), Accor Hotels (Pullman, Sofitel, Fairmont, Grand Mercure, Mercure, Novotel, Ibis, Ibis Styles, Ibis Budget, dsb) merupakan 3 contoh operator manajemen ternama dari sekian banyak Hotel Chain yang beroperasi di dalam maupun luar negeri.

Serunya kolaborasi dengan Hotel Chain ialah, sekalinya deal dan hasil yang kamu berikan memuaskan, di properti selanjutnya (dalam satu grup chain yang sama), kamu akan diberi kemudahan untuk staycation.

Guest House, hotel bintang 2, biasanya pengajuan bisa langsung ke Duty Manager atau langsung ke Owner. Hotel bintang 3 biasanya ke Sales Manager (SM) atau Director of Sales Marketing (DOSM), bintang 4 dan 5 ke Public Relations (PR) atau Marketing Communications (Marcomm).

Bikin jadwal bertemu tatap muka. Lebih sopan dan tampak profesional, kalau menurut saya. Dari sana kita bisa bikin cair suasana dan mengenal jauh lebih dalam. Kalau hotelnya di luar kota, ya mau tidak mau by email.

Tolong diingat ... Attitude. Sikap dan penampilan kamu saat perjumpaan pertama bisa memengaruhi sudut pandang dan kesan pihak hotel.

Habis poto-potoan, backup semua file ke media lain biar enggak full memory / dap
Habis poto-potoan, backup semua file ke media lain biar enggak full memory / dap

#2. Portfolio

Sewaktu berjumpa dengan pihak hotel, ceritakan pengalaman dan sepak terjangmu selama ini. Pernah staycation di hotel mana saja dan lain sebagainya.

Buat yang belum atau minim jam terbang, sorry to say, kamu harus merogoh kocek pribadi lebih dulu untuk membangun portfolio hingga dirasa cukup kuat (paling enggak menurut saya, 5 - 10 hotel).

Tunjukkan sekilas tentang grafik keterbacaan, kualitas foto dan video kepada pihak hotel. Mulai dari blog, sosial media (FB/IG) dan YouTube. Di IG ada fitur yang namanya "insight". Itu bisa diperlihatkan. Portfolio lengkapnya bisa dikirim by email dengan format PDF.

Perjumpaan pertama ini biasanya tidak memakan waktu lama. Sekitar 30 menit - 1 jam untuk berkenalan secara nyata. Lebih dari itu, tandanya pihak hotel tertarik dengan kamu.

Sewaktu berpisah, jangan lupa tinggalkan kartu nama, email atau nomor telepon yang bisa dihubungi.

#3. Screening

Langkah selanjutnya pihak hotel akan melakukan personal background check.

Kamu di blog, IG, FB, Youtube, seperti apa sih orangnya? Nulis status apa, sharing apa, bagaimana interaksimu dengan teman, foto-foto apa yang kamu upload dan lain sebagainya.

Konten seperti apa yang kamu punya dan tonjolkan. Apakah fokus pada satu bidang atau campuran, dst (yang suka nyinyir, berkeluh kesah/curhat yang dinilai kurang pantas untuk konsumsi publik, agak susah nih kawan 😅).

Mereka berusaha mencari tau hingga ke detil-detilnya. Bahkan ada yang sampai memeriksa siapa saja yang kamu follow di IG.

Semua data maupun informasi yang didapat itu, digunakan untuk mengambil keputusan. Apakah kamu berhak lolos ke tahap selanjutnya atau tidak. Kalau lolos, pihak hotel akan menghubungi dan menanyakan bisa staycation kapan. Di tahap ini PR/Marcomm/DOSM berkoordinasi dengan General Manager (GM) untuk mendapatkan persetujuan. Dicocokkan dengan tingkat hunian hotel pada tanggal yang di request. Apakah sedang low/high season, dsb.

*bersambung ke "Proses di Balik layar Staycation 2"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun